Bab 131

2123 Kata

Cahaya matahari pagi menembus sela tirai, lembut tapi cukup untuk membuat Adrian menyipitkan mata. Ia membuka matanya perlahan, menatap langit-langit kamar yang terasa asing meskipun sudah menjadi miliknya selama bertahun-tahun. Udara hangat menyusup lewat jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma samar kopi dan roti panggang. Ia menarik napas panjang, mencoba bangkit. Kepalanya berat, seperti diselimuti kabut tebal. Ada denyut kecil di pelipisnya, sisa dari malam panjang yang ia sendiri tidak ingat bagaimana berakhir. Pandangannya berkeliling, dan barulah ia sadar bahwa ia ada di tempat tidur sendiri. Seprainya sedikit kusut, kancing kemejanya terbuka sebagian, dan jasnya sudah tergantung rapi di kursi. Dahinya berkerut. Bagaimana ia bisa sampai di sini? Ia mengusap wajahnya dengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN