Bab 132

2121 Kata

Adrian tiba di Rumah Sakit Mahendra Medika Group. Dari balik kaca mobil, ia memandangi gedung tinggi berwarna abu yang berdiri megah di tengah hiruk-pikuk lalu lintas. Biasanya, pemandangan itu memberinya rasa bangga sekaligus tanggung jawab besar. Namun pagi itu, semua terasa berat. Ia turun dari mobil tanpa banyak bicara, menyapa singkat beberapa pegawai yang menunduk sopan ketika ia lewat. Tatapan mereka menandakan rasa hormat, tetapi Adrian tidak terlalu peduli. Ia hanya ingin sampai ke ruangannya, menutup pintu, dan mencoba bernapas tanpa gangguan. Begitu masuk ke ruang kerjanya, ia langsung duduk di kursinya. Suara pendingin ruangan terdengar lembut, bercampur dengan dengung samar dari jalanan di bawah. Adrian membuka laptopnya, tapi layar itu terasa terlalu terang untuk matanya ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN