Bab 39

1935 Kata

Udara di ruang tamu Adrian menebal, sarat dengan ancaman tak terucap dan permohonan yang menggantung genting di antara dua sahabat lama itu. Rio, untuk sekali ini dalam hidupnya yang memang sudah riuh, mendapati dirinya benar-benar kelu, keangkuhan permintaan Adrian menggema di benaknya. “Gue tau lo nggak mungkin nolak ini.” Kalimat itu, diucapkan oleh Adrian yang biasanya tak tergoyahkan, adalah palu godam yang menggoyangkan fondasi persahabatan mereka. Rio menatap Adrian, kemudian beralih pada Laras yang masih menunduk dalam, bahunya bergetar samar. Ia merasakan desakan di dadanya, campuran antara amarah karena Adrian menyembunyikan masalah sebesar ini, dan simpati mendalam terhadap Laras yang tampak begitu rapuh. Gadis itu seolah memanggul beban takdir yang terlalu berat untuk bahu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN