Bab 26

1967 Kata

Pagi itu, cahaya matahari samar menembus tirai rumah sakit. Laras perlahan membuka mata. Tubuhnya masih terasa lelah, tapi nyeri yang menusuk perut semalam sudah jauh berkurang. Jemarinya masih menggenggam sesuatu. Saat menoleh, ia baru sadar yang digenggamnya adalah tangan Adrian. Pria itu duduk di kursi, kepalanya sedikit menunduk. Wajahnya tetap dingin, tapi lingkaran tipis di bawah matanya menegaskan bahwa ia belum tidur semalaman. Jas kerja yang sempat dikenakannya kini terlipat rapi di atas meja, menyisakan kemeja putih dengan beberapa kancing terlepas. Laras sempat terdiam, menyadari Adrian tetap berada di sisinya sejak semalam. Ada rasa hangat samar yang segera ia tekan. Adrian merasakan gerakan kecil dari tangannya. Ia menegakkan tubuh, menatap Laras dengan sorot tajam khasnya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN