Bab 156

2490 Kata

Malam itu semakin larut. Lampu ruang tamu masih menyala lembut, menciptakan cahaya hangat yang menenangkan. Rendra memandangi layar ponselnya yang masih menampilkan pesan dari pengirim misterius itu. Kata-kata dalam surel tersebut masih terbayang jelas di kepalanya, tetapi ia memutuskan untuk tidak memikirkannya terlalu dalam malam ini. Ia tahu, jika ia biarkan pikirannya terus berputar, malam itu tidak akan memberinya istirahat. Ia mengembuskan napas panjang, lalu mengunci layar ponselnya. “Besok saja,” gumamnya pelan. ‘Besok saya tunjukkan ke Rey, biar dia cari tahu siapa yang mengirim pesan ini.’ Ia meletakkan ponsel di atas meja kecil di samping kursinya. Pandangannya beralih ke televisi yang kini menayangkan film lama, tapi ia tidak benar-benar memperhatikannya. Pikirannya masih mel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN