Bab 154

3019 Kata

Suasana di Yayasan Cendana sore itu berubah dari tenang menjadi kacau. Udara yang biasanya terasa damai kini penuh dengan suara kamera, langkah kaki yang berdesakan, dan teriakan para wartawan yang berebut tempat di depan pagar. Beberapa mobil media parkir sembarangan di sepanjang jalan, sementara satpam yayasan kewalahan menghalau mereka agar tidak terlalu dekat ke pintu masuk. Ratna berdiri di dekat jendela ruang kerja Safira, wajahnya tegang. Di luar sana, kilatan kamera terus menyala, seolah mereka sedang menunggu kemunculan seseorang yang sangat penting. Di belakangnya, Safira duduk di sofa dengan tangan gemetar, mencoba menenangkan diri setelah satu jam mendengar hiruk pikuk di luar pagar. “Ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama,” ucap Ratna sambil menutup tirai jendela dengan cepat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN