Bab 89

1708 Kata

Laras masih terpaku setelah membaca sekilas pesan di layar ponsel Adrian. Bibirnya kaku, suaranya tercekat sebelum akhirnya pecah dalam pertanyaan lirih, “Itu… pesan dari siapa?” Adrian menutup layar ponsel, menarik napas berat, lalu menatap Laras dengan sorot yang sulit ditebak. “Safira,” jawabnya akhirnya, datar. “Dia bilang akan ke sini.” D.a.da Laras langsung mengeras, seolah ada beban besar yang menghantamnya tiba-tiba. Matanya membesar, sorotnya panik, tubuhnya kaku seperti kehilangan pijakan. “Ke sini?” suaranya meninggi tanpa sadar, lirih tapi tajam. Tangannya refleks memeluk perutnya yang mulai membulat, seolah itu satu-satunya benteng yang bisa ia lindungi. “Mas, kalau dia sampai tahu aku ada di sini… bagaimana? Bagaimana kalau semua orang tahu aku nggak pergi sama Rio?” Kata-

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN