Olivia terbangun dibarengi keringat yang membasahi kening dan sekujur tubuhnya, bahkan kini deru nafasnya sangat memburu. "Itu hanya mimpi, Olivia," gumamnya ditengah deru nafasnya yang tersengal-sengal. "Itu hanya mimpi," lanjutnya sambil menyugar rambut panjangnya. Olivia menuruni tempat tidur, lalu duduk di sofa. "Sial! Kenapa gue harus mimpi buruk sih?" Olivia menyandarkan punggungnya di sofa, lalu memejamkan matanya. Mata Olivia yang terpejam kembali terbuka. Olivia menoleh ke arah jam yang terpasang di dinding, menghela nafas panjang ketika tahu kalau ini masih pukul 4 dini hari. Itu artinya, ia bangun lebih cepat dari biasanya. Olivia tiba-tiba melamun, kembali memikirkan tentang ucapan Hamond tadi malam. Setelah cukup lama berpikir, Olivia akhirnya tahu apa maksud dari ucapa