“Nih,” kembali Pasha menyodorkan sepotong kue terang bulan ke Selly. Selly masih berusaha untuk menelan makanan yang ia kunyah. Tangannya menolak dengan gelengan kepala. “Aku udah kenyang, kak. Udah abis banyak.” Lalu meneguk botol minum yang menjadi miliknya. Pasha hanya tersenyum, dia bangkit dari duduk, meraih tissu yang berada di atas meja samping ranjang pak Rusdi. Dengan tanpa canggung dia mengusap cokelat yang belepotan di bibir Selly. Kedua mata Selly langsung melotot menatap Pasha yang sedikit membungkuk di depannya. Untuk sesaat tatapan mereka bertemu. Kali ini, Selly bisa melihat jika memang ada ketertarikan dari tatapan itu. “Coklatnya belepotan.” Suara Pasha membangunkannya dari keterkejutan. Cepat dia mengalihkan tatapan, membuat Pasha berhenti mengusap tissu itu di bib