Di dalam ruangan bercat serba putih, Awan terlihat mulai menggerakkan kepala ke kiri dan kanan dengan pelan. Cowok yang wajahnya masih sangat pucat itu membuka bibirnya yang mengering, lalu tangannya mengepal dengan sangat pelan. “Sell … Selly ….” Igaunya, tak terlalu terdengar. Tangannya makin mengepal, mimpi buruk membuatnya seperti menahan untuk tak bernapas. “Wan,” panggil Anton yang memang menemaninya sejak awal. Dia menepuk-nepuk pelan lengan Awan, memerhatikan otot-otot tangan yang terlihat. “Awan,” panggilnya lagi yang mulai menyadari jika Awan sedang dalam pengaruh mimpi. “Eeggh, Sell … jangan … jangan tinggalin gue … Sell ….” Anton mengerutkan kening, menatap Awan dengan cukup heran. “Ni bocah ngingau nama siapa sih? Bukannya lagi khawatirin bokap? Bokapnya kan namanya Langi