“Wan … aku rindu ….” Kedua bulir itu meluncur dengan bebas mengaliri kedua pipi putih Selly. Satu tangan Selly mengelus wajah Awan yang berada di layar ponselnya. Sungguh, dia sangat merindukannya. Dia merindukan kehadiran Awan, pelukan dan kebersamaan. Sekarang, dia sangat membutuhkan itu, sampai di relung hati sana teramat perih menahan perasaannya ini. Rasa rindu dan rasa kehilangan yang menyatu. Dia sampai tergugu menahan semuanya. Di tempat yang berbeda, kedua Awan memerah. Bisa ia lihat seperti apa hancurnya gadis yang begitu ia cintai itu. Dia pun masih ingat seperti apa keinginan yang Selly inginkan selama hidup di dunia ini. Membahagiakan Pak Rusdi, lalu menjadi istrinya. Awan menunduk, menekan kedua ujung mata untuk tak menangis. Seandainya dia ada di samping Selly, dia akan me