Ceklek! Mereka yang sedang b******u itu terkejut. Tautan di bibir terlepas dengan jantung yang berdegup. Awan dan Selly menoleh, menatap ke arah pintu yang sekarang anteng, tapi terlihat belum lama di tutup. Kini tatapan Awan tertuju pada plastik yang ada di lantai, tepat di sisi tembok. Pandangannya bertemu dengan Selly sebentar, lalu buru-buru Awan berlari ke arah pintu. Membukanya, menongolkan kepala menatap ke arah luar. Bibirnya mengulas senyum tipis melihat punggung yang tertutup tas ransel itu menghilang di belokan. Dia nggak mungkin lupa lah, karna tadi pagi tas ransel itu sangat jelas terpampang di depan wajah. Kembali masuk dan membiarkan pintu itu tertutup. Ia meraih plastik berisi dua kotak makanan. Membawanya duduk di samping Selly, lalu menyerahkan plastik itu. “Ini siapa