Papa Mita tidak lagi fokus menyimak percakapan yang saat ini tengah berlangsung bersama seorang investor yang berasal dari Malaysia. Dia terlihat gelisah dan kesulitan mengkondisikan raut wajahnya. Obrolan itu harusnya dipenuhi oleh suka cita, karena papa Mita sudah berhasil menggaet seorang investor yang akan bersedia menggelontorkan banyak dana untuk perusahaannya, namun …
Saat ini pikirannya masih tertuju pada Daffa.
“”Jadi bagaimana Pak Firmansyah … apa kita benar-benar akan menjadi leader di industri ini?”
Hening.
Papa Mita malah tertegun dan tidak menjawab. Sampai kemudian salah satu rekan di sisinya menyikutnya pelan.
Deg.
“Ah, I-iya … Maaf … maaf! Sepertinya saya kekurangan asupan kafein, jadi agak sedikit blank,” ujar papa Mita.
Semua orang tertawa pelan.
“Kalau begitu ap
