“Pesta ulang tahun perusahaan?” Daffa yang sedang menyeruput secangkir kopi menatap Mita dengan jidat berkerut.
Mita mengangguk. “Iya, tadi Papa ngehubungin aku, katanya kita diundang untuk datang ke pesta itu.”
Daffa terdiam. Dia tidak lagi merespon apa-apa dan hal itu membuat Mita menatap heran. Mita berjalan pelan mendekati Daffa, merangkul suaminya yang sedang duduk itu dari belakang.
“Kenapa? Kamu nggak mau ikut, ya?” tanya Mita.
Daffa tersenyum tipis. “Ya, kamu tau sendiri kan, Ta … aku di perusahaan Papa kamu hanya bekerja sebagai staf gudang. Nanti apa kata orang-orang kalau mereka tau bahwa aku adalah menantu Papa kamu? Aku rasa ini bukan hal yang baik untuk Papa kamu dan juga untuk aku. Karena jika rekan kerja aku tahu hal itu … aku ngerasa mereka akan menempatkan aku dalam k
