“Kamu nggak pantes pake dress kayak gini, Ta! Aneh banget kelihatannya,” sergah Damar sambil menahan tawa.
Mita menatap sinis. “Kak Damar juga nggak pantes berdandan formal kayak gini!”
“Aku ganteng kok. Emang kamu nggak tahu gelar aku di kampus? Aku itu dikenal sebagai pria tampan, cerdas dan juga berbudi pekerti yang luhur.” Damar membanggakan dirinya sendiri.
Mita bergidik, lalu menggeleng pelan. “Nggak banget! Mereka semua itu nggak tahu aja tabiat Kak Damar yang sebenernya kayak gimana … makanya mereka semua mengidolakan Kak Damar. Kalo sampe mereka tau belang Kak Damar … aku yakin barisan fans mahasiswi jamet itu akan bubar secara berjamaah.”
“Dih, jamet? Enak aja ngatain penggemar aku jamet. Kamu mungkin yang jamet,” balas Damar.
Mita menggoyang-goyangkan jari telunjuknya pelan
