“Lo lihat nggak anak baru itu? sejak awal masuk kerja dia kayaknya selalu aja deketin Pak Uti,” ucap seorang staf gudang yang tampak kelelahan. Sosok teman yang berdiri di sampingnya pun menyunggingkan senyum sinis. “Iya. Gue mulai muak lihat kelakuan tu anak. Sekarang jelas-jelas jam istirahat sudah habis, tapi dia malah masih enak-enakan makan bersama si Bos.” “Kita nggak bisa apa-apa karena dia sama Pak Uti sekarang.” Sosok lelaki berambut cepak itu pun tersenyum pelan. “Sepertinya kita harus ngelakuin sesuatu biar dia tau diri.” “Oke. Gue setuju,” jawab temannya. Sementara itu Daffa, pak Uti dan Amira masih menikmati santap siang mereka. acara makan siang itu pun diselingi oleh obrolan ringan. “Gimana, Pah ...? Papa suka nggak masakan aku?” tanya Amira. Pak Uti yang sedang kepe