"Kamu menangis?" Andra terkejut melihat air mata Cici. "Tidak, mata saya cuma kelilipan." "Jangan bohong, Ci! Jujur saja, apa yang membuat kamu menangis?" Andra menatap lekat wajah Cici. 'Saya tidak menangis, Pak." Cici memutar tubuh untuk membelakangi Andra. Andra bergerak berpindah ke hadapan Cici. Andra sangat yakin, kalau Cici sedang menangis. Cici ingin berbalik lagi, tapi Andra sudah memegang kedua bahu Cici, sehingga Cici tidak bisa bergerak. "Katakan apa yang membuat kamu menangis!" "Saya tidak menangis!" Cici menolak mengakui menangis, tapi dari suaranya sangat jelas kalau ia sedang menahan tangis. "Suami istri harus saling terbuka, Cici. Komunikasi hal yang paling penting, kalau mau rumah tangga kita damai dan tentram." Wajah Cici mendongak, tatapan matanya terarah ke bol