Pemakaman sudah dilakukan. Pelayat mulai beranjak pulang. Revan berdiri tegar meski dalam kesedihan, karena kehilangan belahan jiwanya. Revan didampingi putra dan putrinya yang datang pagi tadi, untuk mengantarkan amma mereka ke peristirahatan terakhirnya. Di saat seperti ini, Cici menyadari bahwa keluarga Ramadan adalah keluarga yang sangat besar. Sulit baginya untuk mengingat setiap nama dan wajah mereka. Apalagi yang tinggalnya di luar pulau. Cici terkagum melihat pelayat yang begitu banyak berdatangan, seakan tak ada habisnya. Sekarang Cici tahu, bahwa keluarga Ramadan bukan hanya terkena di kampung mereka, tapi juga terkenal sampai keluar kota. Cici menatap Andra. Kepala Andra tertunduk dalam. Andra sudah bercerita pada Cici, kalau punya banyan kenangan bersama Asila yang menjadi