Rara tersenyum melihat salah tingkah Andra. "Sirupnya ketinggalan di dapur, atau habis, Ndra?" Razzi berusaha menyelamatkan sang keponakan dari serangan istrinya. "Eh, iya, Paman. Ketinggalan di dapur. Permisi, aku ambil dulu." Andra berdiri, lalu ke luar ruangan. "Kak Razzi, aku tahu ya kalau Kak Razzi berusaha menyelamatkan dia!" Rara mencubit lengan Razzi. Razzi hanya tertawa saja. "Ayo dimakan." "Sini aku saja yang ambilkan." Rara mengambil piring Razzi. Diisi dengan nasi, sayur nangka, dan ayam goreng. "Pakai tangan lebih nikmat. Aku cuci tangan dulu." Razzi bangkit dari duduk, lalu masuk ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Sementara itu di dapur. "Ci!" "Apa, Pak?" "Masih repot ya?" "Seperti yang Bapak lihat. Saya belum selesai goreng ayam." "Ya sudah aku buat sendiri s