Adrian sedang sibuk memeriksa beberapa dokumen di ruang kerjanya ketika pintu diketuk pelan. Sebelum ia sempat menjawab, Nadine, ibu tirinya, masuk sambil membawa secangkir minuman hangat. "Aku pikir kau butuh ini," katanya dengan senyum manis yang sulit ditebak maksudnya. Nadine, yang hanya terpaut empat tahun lebih tua darinya, selalu memiliki aura yang sulit dijelaskan. Adrian menerima cangkir itu dengan sopan dan berkata, "Terima kasih, Nadine. Aku sedang mencoba menyelesaikan beberapa dokumen penting untuk pertemuan besok." Namun, alih-alih pergi setelah menyerahkan minuman, Nadine tetap berdiri di ruangan itu. Dia tidak mengatakan apapun, hanya berjalan perlahan ke belakang kursi Adrian. Tatapannya menelusuri ruang kerja mewah itu, tetapi langkahnya terasa terlalu dekat, membuat A