Beberapa kali aku memandang jam yang ada di dinding kamar, rasanya baru kali ini aku sangat menginginkan jarum itu segera bergerak cepat ke angka 9 tapi sayangnya aku bukan Tuhan yang bisa mengatur semua hal sesuai dengan keinginan hatiku. "Nty, anty kok kayak ondel-ondel sih? jelekkkkkkk... ya kan kak?" suara Leana dari belakang membuat kupingku langsung panas. "Ho oh, kayak banci," balas Leano tak kalah sadis, astaga kedua ponakanku kenapa mulut mereka bisa sekejam ini, aku yakin ini pasti ini ajaran kak Aisha. Semua rasa gugup dan gundah gulanaku menunggu detik-detik berubahnya status di KTP dari single ke double eh menikah langsung sirna dalam sekejap setelah mendengar suara mereka yang tidak berhenti meledekku, aku mencoba memutar kepalaku yang berat akibat tusuk konde yan