Lamaran

1054 Kata
beberapa hari kemudian,..... Eric merapikan jasnya dengan seksama ,memakai arloji dan dasinya dengan baik . masih terngiang peristiwa beberapa tahun yang lalu dan bagaimana ia bisa jatuh cinta kepada wanita seperti tania. ia berusaha untuk menghapus segala tentang tania tapi itu sangat sulit , disisi lain ia ingin melepas tania tapi disisi lain ia ingin terus seperti kemarin ,bahkan ia cemburu saat melihat tania bersama sean kemarin , sean dan eric sebenarnya saling kenal mereka dulu pernah menjalin kerja sama tapi itu hanya sekitar 2 tahun. tania turun dari rumah hendak menuju kampus nya tepat jam 8 pagi ini , tania terkejut seraya melihat abraham saat eric kini berada di hadapannya , sudah hampir satu tahun mereka menjalin hubungan akhirnya eric datang dengan santai kerumah abraham. " selamat pagi , perkenalkan saya eric " ucap eric tersenyum dan berusaha menjabat tangan abraham , jantung tania berdetak kencang ,ia takut kalau ayahnya itu akan marah. " aku sudah tau siapa kau " ucap abraham dengan santai. " baguslah kalau anda sudah tau, niat saya kemari untuk melamar tania " ujar eric layaknya seperti gentleman , ia tidak ragu dan suara nya terdengar tegas. tania mengigit bibirnya satu katapun tidak keluar dari bibir nya. " kau hanya mimpi jika ingin menikah bersama tania , aku sudah menjodohkan dia dengan pria yang baik" ucap abraham membuat tania semakin terkejut " apa maksud ayah ?" tanya tania mulai bicara kepada ayahnya . " kau akan menikah dengan sean tania " sambung abraham dengan suara parau , tania terdiam mendengar penjelasan abraham dan ia menatap ke arah eric yang terlihat santai. " aku akan mendapatkan tania " timpal eric dengan nada mengancam lalu pergi dari hadapan mereka . " ayah tolong jelaskan maksud ayah" ujar tania berharap abraham akan segera menjelaskan kepadanya " tania  .. eric bukan pria baik , sean lebih baik dari pria itu " ucap abraham lalu memegangi bahu tania erat " tidak.. !! aku masih muda dan ingin melanjutkan karir ku bukan menikah di usia yang muda ini ayah" ujar tania berusaha menolak permintaan abraham " taniaa.. " " ayah.. aku selalu menuruti mu , jadi alu mohon jangan jadikan aku anak pembangkang " balas tania lalu berjalan menuruni tangga , disana tania melihat sean yang baru saja sampai dengan mobil sportnya , tania melewati pria itu dengan wajah marah, sean memperhatikan tania dengan seksama dan heran lalu menatap ke arah abraham . " tania tunggu " panggil abraham dengan nada sedikit tinggi saat melihat tania sudah menyuruh supir menjalankan mobilnya. tapi sialnya supir itu malah tidak menjalankan mobilnya karna ia lebih takut terhadap perintah abraham dari pada tania. sean mendekat ke arah tania dengan wajah heran. " kau kenapa ?" tanya sean heran ,tania menatap wajah sean lalu memalingkan wajah nya lagi. " tolong katakan pada ayah aku tidak ingin di jodohkan dengan mu" ucap tania dengan kasar " itu sudah menjadi kontrak antara ayah mu dengan ku tania" ucap sean dengan nada dingin " apa ?? kontrak ? jadi kalian menjadikan ku sebagai jaminan ?" tanya tania dengan kesal ke arah sean dan abraham " aku kira kua seharusnya tau ini , kita juga bisa menandatangani kontrak nantinya tania" timpal sena terlihat santai " begini kah cara mu bekerja ? selalu menjadikan wanita sebagai kontrak ?, ternyata di balik sikap dingin mu itu tersimpan keburukan " balas tania mengejek dan menjudge sean dengan seenaknya , tania keluar dari mobil lalu masuk ke dalam kamar nya . sean diam dan mendekat ke arah abraham dengan santai. " kau harus segera menikah dengan tania " ucap abraham menaruh harapan besar kepada sean " apa pria itu masih terus saja mengikutinya ?" tanya sean " ya... pria itu sangat berambisi , aku tau siapa dia , dia pasti mendekati tania hanya untuk membalas dendam" ujar abraham kepada sean yang memegangi pinggangnya dan melirik kesana-sini . " apa pernikahan ini harus ?" tanya sean seakan tidak yakin " apa kau tidak ingin menikah dengan tania ?" tanya abraham kembali melempar pertanyaan mematikan ke arah sean , sean mengigit bibirnya yang terlihat sexy sesekali ia menggaruk kepalanya dengan jari telunjuknya seakan ia ragu untuk menjawab.sean hanya diam tanpa jawaban pasti kepada abraham saat ini . " apa kau masih mencintai sherin ?" tanya abraham membuat sean langsung menatapnya ,dimata sean penuh jawaban kalau ia masih sangat mencintai sherin , sampai saat ini tidak ada satu pun yang bisa membuatnya melupakan sherin seutuhnya ,bahkan ia trauma untuk menjalin sebuah hubungan baru dengan wanita lainnya , apalagi ia harus menjalin hubungan dengan tania ,putri dari pria yang sangat ia hormati dan ia sudah anggap sebagai ayah nya sendiri . " hmm .. aku takut tidak bisa melupakan sherin " ucap sean menatap abraham dengan mata berkaca-kaca , abraham tersenyum dan menepuk pundak sean " aku menyukai pria setia seperti mu sean ,oleh karna itu aku ingin kau bersama tania , kalau dalam 2 tahun kau tidak mencintai tania kau bisa saja melepaskan dia aku hanya ingin ia menjauh dari eric ," ucap abraham dengan penuh harapan kepada sean . " hm..baiklah..aku akan mencobanya " balas sean mulai percaya diri . sean masuk ke rumah abraham dan berdiri di depan pintu tania. " tania..bukalah sebentar saja" ucap sean ,tania menatap pintu itu dan ia berfikir sejenak hingga tania memutuskan untuk membuka pintu kamarnya  " masuklah" ajak tania seraya menunduk masuk ke kamarnya ,lalu mereka duduk di sofa sudut kamar tania yang sangat luas dan serba biru .  " apa kau begini karna ciuman itu ?" tanya tania penasaran . sean diam dan menatap wajah gadis itu lembut . " ayah mu meminta ku tania " ujar sean dengan lembut '' jadi kau langsung mengatakan iya ? bukannya kau tau hubungan ku dengan eric " timpal tania kembali " aku tidak bisa mengatakan semuanya , nanti kau akan tau semua alasannya dan kita akan menikah minggu depan " ujar sean lalu bangkit dari kursinya " kau kejam sean " ujar tania mulai menangis ,sean terdiam lalu ia lebih memilih pergi dari kamar itu . " sial..pria b******k , pria sial , aku sangat membenci mu  " teriak tania seraya membanting pintu kamarnya dengan keras. sean menghela nafasnya dengan berat mendengar semua itu , rasanya ia akan sangat di benci tania setelah ini tapi baginya keputusan abraham lebih penting dari dirinya saat ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN