pagi menjelma bersama cahaya matahari yang indah , langit terlihat cerah terlihat awan menghiasi dan mencakar langit membuat kesan yang sangat indah .
tania membuka mata dengan perlahan serta melihat sekeliling nya , ia melihat sesuatu yang berbeda dan asing di matanya . tania segera tersentak bangun dan langsung keluar dari kamar memeriksa keadaan sekitar rumahnya dan menemukan dean dengan wajah menyesal seraya memegangi sebuah handphone di tangan nya. tania mendekat penasaran ke arah sean dan menatap wajah sean.
" kau sudah bangun rupanya " ucap sean sambil tersenyum dan membuang nafasnya
" kenapa wajah mu ?" tanya tania dengan ketus
sean tersenyum dan memegangi bahu tania.
" kau akan senang mendengar ini , kau tidak akan menikah dengan ku hari ini" ujar sean membuat tania terkejut
" kenapa di batalkan ?" tanya tania heran " bukannya kontrak ini menguntungkan untuk mu dan ayah ?" sambung tania lagi dengan kasar dan tatapan tajam
" aku sudah memutuskan semuanya , lagipula aku tidak bisa menikah bukan karna cinta" timpal sean kembali , sejujurnya hatinya sedikit hancur tapi semalaman ia sudah memikirkan hal ini dengan matang , ia melihat bagaimana tania menyukai eric dan ia yakin itu tidak akan mudah untuk dirinya dan pernikahannya ,semua tidak akan berhasil lagi pula tugas sean selesai untuk menjauhkan eric dan tania atas permintaan abraham.
" ayo aku antar kau pulang" ujar sean lalu mengambil kunci mobil miliknya serta berjalan dengan gaya nya yang gagah meningglkan tania yang masih diam dan terheran .
tania masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi , ia tersadar dari lamunan nya dan pergi berjalan mengikuti sean .
" oh ya bagaimana aku bisa disini?" tanya tania sambil memasang sabuk pengaman . sean hanya diam tanpa memperdulikan ucapan tania yang semakin penasaran.
" dasar pria bisu " ucap tania kasar karna ucapannya tidak di balas sama sekali oleh sean tania melihat gantungan di mobil sean itu sangat indah dan ia menggapainya dengan cepat lalu membuka gantungan itu di dalam nya terdapat foto sheril dan sean mereka terlihat sangat serasi .
" tania letakkan kembali " ujar sean mulai kesal dengan tingkah tania .gadis itu menatap foto itu dengan seksama ia tersenyum dan membelai tepat di wajah sean .
" kalian sangat serasi , sheril sangat cantik ya " ujar tania dengan lembut dan perlahan ia menutup kembali gantungan berbentuk hati itu dan meletakkan kembali ke tempatnya.
" ya dia gadis yang cantik dan baik" ucap sean dengan nada sedikit bangga .
" kau sangat menyukai sheril ya" tambah tania seraya melirik ke arah sean
" ya , seperti kau menyukai eric" timpal sean
" hm.. pria sialan itu , aku terlalu membuang tenaga dan waktu untuk mencintai nya dan cindy, rasanya aku tidak bisa menyalahkannya " ujar tania seraya mengeluh
" apa yang akan kau lakukan setelah ini ?" tanya sean kepada tania
" hm..ak ingin menyelesaikan study ku , lalu keluar negeri lalu menikah dengan pria yang aku cintai, lalu kau ?? " balas tania dengan lantang seraya mengembalikan pertanyaan kepada sean
" aku ? seperti nya aku butuh liburan setidaknya 2-3 tahun " balas sean dengan tersenyum ke arah tania.
" lantas kenapa membatalkan pernikahan ? bukannya tujuan kita sama-sama ingin liburan ?" tanya tania membuat sean tercekat
" kau mengatakan akan menikah dengan orang yang kau cintai bukan ?" pertanyaan sean membuat tania terdiam
" ya kalau saja aku jatuh cinta lagi , aku berharap jatuh cinta dengan mu , sean" batin tania sambil melirik ke arah sean yang fokus dengan setir nya , wajah tania memerah memandangi wajah sean yang tampan dan dewasa .
akhirnya mereka sampai di rumah tania , dan terlihat dekorasi telah dipasang dengan indah disana , tapi tempat itu begiti sepi , sean tau ini adalah keputusan terbaik untuk tania dan abraham ,ia tidak bisa mengorbankan kebebasan tania karna suatu pernikahan . abraham menyambut tania dengan pelukan dan tatapan sedikit kecewa kepada sean .
" tania masuklah , aku perlu bicara dengan sean" ujar abraham , tania mengangguk dan masuk kedalam rumah ,tapi hadis itu penasran dengan pembicaraan dua orang itu ia memilih untuk menguping pembicaraan mereka .
" sean , aku sedikit kecewa karna kau membatalkan pernikahan " ucap abraham
" maaf ,aku tidak bisa merampas kebahagiaan tania , kalau saja aku menikah aku ingin itu karna kami saling mencintai ,bukan karna suatu paksaan " ujar sean dengan mantap
" kau pria baik dan berjiwa besar sama seperti ayah mu sean , tapi aku hanya takut tania akan berhubungan kembali dengan eric " ujar abraham lagi dengan lembut
" aku yakin tania gadis yang dewasa , setelah apa yang terjadi ia pasti sangat kecewa " ujar sean dengan wajah menahan kekecewaan
" ya.. aku takut anak ku masuk ke dalam perangkap eric karna pria itu jelas memiliki dendam kepada keluarga ini , aku tau dia berada disekitar tania hanya untuk membalas dendam kepada ku " ujar abraham ,tania yang mendengar pernyataan abraham seketika bingung ,di benaknya penuh tanda tanya yang semakin berkecamuk dan penasaran.
" aku akan menjaga tania " timpal sean yang menyadari tania sedang menguping pembicaraan mereka karna tanpa sengaja sean melihat pantulan tubuh tania dari kaca , sean tersenyum dan hanya berpura-pura tidak tahu atas tindakan tania .
" trimakasih sean " ujar abraham
" baik aku pamit dulu, tania aku pulang" ujar sean sambil berteriak memanggil tania dengan kencang . tania terkejut ia salah tingkah dan berjalan maju hingga keningnya terbentur kaca. sean tertawa melihat tingkah tania yang kekanak-kanakan itu . abraham heran dan sedikit tertawa karna kelakuan anaknya .
tania berlalu dan memasuki kamar , rasanya ia marah dan malu saat sean memergokinya , ia memegangi kening nya dengan pelan dan sesekali memukul jidad nya kembali karna sekarang tania benar-benar malu.
tania mengambil handphonenya yang sedang berbunyi ,satu pesan masuk mampu mebuat tania semakin frustasi , sean mengirim pesan dan meledeknya .
" jidad mu sangat bagus "
"sean sialan , sean b******k , kurang ajar ,berani nya kau !!!" tania berteriak kesal dan memukul bantal di sisi kanan nya. wajah nya memerah karna menahan malu.