"Kenapa mukanya ditekuk gitu, Mas?" Tanya Flora. Sepanjang perjalanan pulang, Sakti terus mengerucutkan bibirnya. Oh, jangan lupakan beberapa kali umpatan kecil yang lolos dari bibirnya yang sedikit bervolume itu. Meski tak terucap dengan keras, tapi masih dapat Flora dengar dengan jelas. "Mantan pacar kamu itu, nggak ada kapok-kapoknya," dumel Sakti, masih dalam mode kesalnya. "Mantan yang mana?" "Fatih lah, emang siapa lagi? Atau jangan-jangan ada banyak cowok di luaran sana yang jadi mantan kamu?" "Aku kan udah bilang kalau aku sama dia belum sampai ke tahap itu, dulu masih proses pendekatan Mas." "Sama aja." Flora menggeleng keheranan. Sosok yang terkenal dewasa dan bijaksana itu mendadak bertingkah seperti balita yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya. "Emangnya dia bilang a