Melakukan sesuatu yang dilakukan oleh pria dewasa pada wanita dewasa juga.
Kalimat itu selalu terngiang di telinga Flora. Reflek dia akan menyentuh bibirnya. Hangat dan lembut ciuman itu bahkan masih dapat Flora rasakan. Menaikkan selimutnya hingga menutupi kepalanya, Flora mulai menendang-nendang tak karuan.
"Rasanya seperti mimpi. Ah, bagaimana bisa ini terjadi dengan begitu cepat," monolognya.
Membuka selimutnya perlahan, seolah takut ada yang mengintip. Flora menatap cincin yang melingkar manis di jarinya. Cincin dengan model sederhana, bertahtakan permata kecil, tapi bagi Flora benda itu sangatlah berharga.
Ya, Sakti memaksa memakaikan cincin itu dengan dalih sebagai pengikat agar tak boleh ada pria yang melirik Flora lagi.
"Ingat! Kamu sudah menjadi milikku, jangan macam-macam a
