Menjadi Milikku

2110 Kata

Tania menyodorkan secangkir kopi hitam untuk suaminya, lalu mendaratkan bokongnya tepat di samping pria itu. "Di mana anak itu?" Tania tentulah tahu siapa yang dimaksud suaminya. "Di ruang kerja," jawab Tania. "Jam berapa sekarang? Besok akhir pekan, apa dia akan terus menerus berada di sana," decak Wisnu. "Sudah Mama peringatkan tadi, tanggung katanya." "Ada Bian juga?" Tania mengangguk. "Mereka sudah makan?" Lagi, Tania mengangguk. "Bi Tum yang antar makan malam mereka ke ruang kerja tadi." "Lalu bagaimana dengan perkembangan hubungannya dengan gadis yang sedang dia dekati? Apakah ada kemajuan?" "Mama nggak tahu, Sakti belum cerita apa-apa sama Mama." Helaan napas panjang terdengar, Wisnu menggeleng pelan. "Kapan kita bisa merasakan bahagianya menggendong seorang cucu Ma? Ana

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN