"Kurang ajar kamu Flo! Sialan! Aku nggak boleh gini terus, aku nggak boleh kalah. Mana bisa kamu selalu setingkat lebih unggul dariku. Ini nggak bisa dibiarkan, secepatnya aku harus menikah dengan Mas Fatih. Argh!" Agni terus berteriak memaki saudara tirinya sambil menghadap cermin yang ada di kamar mandi. Mencuci mukanya, Agni lalu menyeka dan membenahi riasannya. Wajahnya sudah sangat merah sekarang, merah padam karena amarah yang menggerogotinya. "Lama banget ke kamar mandinya Sayang," tegur Lidya begitu Agni kembali ke ruang tengah. "Iya Tante, maaf." "Sini duduk sama Tante." Lidya menepuk ruang kosong di sebelahnya. "Tante mau kasih kamu ini." "Wah, Tante ... Kenapa repot-repot begini sih Tan, kemarin aja aku udah dibeliin satu set perhiasan sama Mas Fatih." "Itu yang dari Fatih