Kekacauan

1827 Kata

Fatih terus berdecak, bibirnya gatal ingin mengomel, tapi tak mungkin dia lakukan. Belum saatnya. Mata pria itu berulang kali melirik jam rolex yang membelit pergelangan tangannya. "Apa membutuhkan waktu selama ini untuk seorang perempuan berdandan," gumamnya, tak tahan. "Agni! Jam berapa ini!" Teriaknya dari ruang keluarga, sementara sang istri berada di kamarnya, di lantai atas. "Iya ini udah selesai Mas." "Percepat lagi jalanmu! Jam berapa sekarang, kita tidak boleh telat." "Memang siapa yang akan memarahi kita jika kita datang terlambat Mas? Kita kan yang punya acara," balas Agni. "Justru karena kita yang punya acara, sudah sewajibnya kita sampai di tempat terlebih dulu. Akan ada banyak tamu undangan di sana yang tentu saja bisa kita tawarkan kerja sama. Kau ini bagaimana," omel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN