"Maaf, aku mohon maafkan aku. Aku memang bod0h! Tidak seharusnya aku membiarkanmu sendirian tadi, harusnya aku aja yang ngambil makanannya," ucap Sakti penuh sesal. Berulang kali Sakti terus menggumamkan kata maaf, sambil memeluk Flora dan mengecup kening gadis itu bertubi-tubi. Tubuh Flora tak lagi bergetar seperti tadi, tapi tangisnya masih terdengar. Setelah peristiwa yang terjadi tadi, keterdiaman Flora semakin terasa menyiksa bagi Sakti. "Maafin aku. Maaf ..." Ribuan kali kata itu terlontar dari bibir Sakti, tetap tak bisa membuatnya berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Merasa dirinya payah karena telah lalai menjaga Flora. Ucapan Fatih memang benar, dia pacar yang tidak berguna, dan Sakti sangat menyesalinya. Pria itu melepaskan pelukannya, kemudian menangkup wajah Flora, mengh