Bab. 39

1802 Kata

Flora melotot saat Sakti terus memangkas jarak di antara mereka. Hangatnya mentari sore itu, desau angin yang menerbangkan dedaunan laksana musik pengiring yang membuat dua insan itu larut dalam perasaan masing-masing. Wajah keduanya semakin dekat, dan sangat dekat. Flora memejamkan mata merasakan hangat napas Sakti menerpa wajahnya, pun dengan Sakti yang kini bersiap melumat bibir itu hingga tiba-tiba deru mesin mobil yang datang membuat mereka terkejut bukan main. Keduanya tersadar dari nuansa indah yang baru saja tercipta, ketika sebuah mobil terparkir persis di dekat motor Sakti. Sakti mengusap tengkuknya, rasanya luar biasa malu karena mereka hampir saja kepergok berciuman. "Aku pulang dulu ya," pamit Sakti. "Hati-hati di jalan." Flora melambaikan tangannya. Dua orang keluar dar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN