Wajah Bulik Lastri menunjukkan gurat marah yang sangat kentara. Bulik Lastri sangat tidak suka pada keberanian Carla. Selama ini, tidak ada yang berani melawannya. Bulik Lastri hanya patuh pada yang berduit dan punya kekuasaan. Tapi, saat ini, menantu dari kakak ipar yang selalu diremehkannya bertingkah sangat berani. Bulik Lastri tidak suka akan hal itu. Bagi Lastri, keluarga dari almarhum kakak nya ini, seperti layaknya barang tidak berharga, yang bisa dia lempar kapanpun diinginkannya. Jika hatinya sedang kesal, pada kakak iparnya inilah dia juga akan melemparkan rasa kesalnya. Mengatai-ngatai kakak ipar dan anak perempuannya dengan suka-suka hati. Atau, terkadang menjadikan kakak iparnya yang selalu dianggapnya kere itu, babu gratisan. Rasanya hati Lastri puas, jika bisa mengataingatai
