Faqih tidak dapat tidur semalaman. Panggilan atau pesan di ponselnya yang berkaitan dengan Carla sebagai petunjuk tidak ada sama sekali. Akhirnya, dia bisa tertidur jelang dini hari. “Nona … kemana ?” igau Faqih memasuki waktu subuh. Tidurnya sangat tidak tenang sekali. Dia tidur sembari memeluk selimut yang biasa digunakan oleh Carla. Faqih terbangun di waktu subuh ketika merasakan tangan dingin yang memegang pipinya. Kedua netranya yang baru saja terbuka refleks membola. Dengan gerak cepat, ia beranjak dari posisi berbaring untuk memeluk siapa yang telah membangunkannya. Greb ! “Nona kemana ? kalau mau pergi, setidaknya berpamitanlah terlebih dahulu.” Faqih berbicara sembari memeluk erat Carla yang baru saja membangunkannya. Carla hanya diam saja sambil tangannya mengusap lembut pu