Part 16. Istri yang Tidak Dianggap?

1045 Kata

Rafi Sesaat, mata kami bertemu. Hantaman yang aku rasakan di kepalaku, mendadak menguap karena ini. Mata indah itu, bibir itu.... sungguh menggodaku untuk melabuhkan kecupan. “Eeh eeh… duh ma… maaf Kak, saya tidak bisa menjaga keseimbangan. Kaget banget tadi tiba-tiba tangan saya ditarik Kak Rafi.” Secepat kilat dia menarik tubuhnya menjauh dari tubuhku. Aku lihat pipinya bersemu pink, sungguh, layaknya seorang gadis yang tidak pernah bersentuhan dengan lelaki. Sebenarnya aku muak dengan kepura-puraannya itu, tapi, aku berhutang nyawa padanya. Aku harus abaikan rasa muakku ini. “Jangan pergi. Aku makan bubur aja.” Ucapku, kembali sandarkan punggungku sambil menunggu Suci menyuapiku. Eeh, dia akan suapi aku kan? Tadi dia bilang begitu bukan? “Kenapa malah bengong?” tanyaku, mulai kesa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN