Rafi "Beri aku bir!" bentakku. Aku pergi dari rumah eyang, memakai motor trail Rayan, entah ke mana, aku pun tidak tahu, yang aku inginkan hanyalah untuk menenangkan hati dan otakku setelah eyang dan mama memarahiku. Kenapa mereka lebih menyayangi Suci, padahal di tubuhku-lah ada darah Malik. Aku berhenti di sebuah warung kecil cukup ramai setelah berkendara selama satu jam lebih. Aku duduk, segera memesan makanan dan minuman yang langsung kulahap habis. Kepalaku pusing, hatiku mendidih, logikaku hilang. Aku mendengar bisik-bisik para pengunjung warung saat mereka melihatku, mungkin saja karena penampilanku yang mencolok dan tidak pernah muncul di situ. Si pemilik warung memberiku dua botol warna hijau berlogo bintang dan segera kutegak habis. Toleransi tubuhku pada bir cukup lumayan