66: UNTIL MY LAST BREATH

1702 Kata

Borne membatu di depan pintu ruang operasi. Kondisi Debby yang tak sadarkan diri setelah terjatuh dari tangga tadi membutuhkan operasi darurat sesegera mungkin. Kedua tangan Borne masih saja bergetar, tatapannya kosong, dan kedua netranya terus mengalirkan air mata dalam sunyi. Sudah berkali-kali Dirga dan Max mengajaknya duduk, tetapi Borne terus saja diam, tak bergeser sedikitpun dari posisinya. 'drrrt!' 'drrrt!' 'drrrt!' Borne mengambil ponsel dari saku celananya, menatap nama yang tertera di layar. "Ibu..." lirihnya pilu. Ia menekan tombol terima, meletakkan ponselnya di telinganya. "Borne..." panggil Rindang di ujung telpon sana. "Perasaan Ibu ga enak. Kamu ga apa-apa, nak? Tadi Ibu sudah telpon Ayahmu dan Pia, mereka sehat," ujar Rindang lagi. Borne masih diam, sete

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN