Alina pulang sambil menangis. Dadanya terasa sesak. Dia melihatnya. Dia melihat Steve mencium perempuan lain di hadapannya tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Sejak awal gadis itu tahu bahwa lelaki itu tidak mencintainya. Sejak awal dia paham itu. Tapi merelakan Steve masih terlalu sakit untuknya.
Joseph menatap Alina dengan iba. Joseph tahu Steve tidak mencintai putrinya. Selama ini dia egois dengan meminta Steve untuk menyukai putrinya. Sebuah perasaan tak bisa dipaksakan. Steve berhak memilih siapapun yang ingin dia cintai.
"Alina," gumam Joseph menyentuh bahu putri satu-satunya itu. Gadis itu masih sesenggukan. Tangisnya tak juga berhenti.
"Sudah saatnya kamu melepaskan Steve " gumam Joseph dengan rasa iba melihat putrinya seperti ini.
"Alina tidak mau," jawab Alina di tengah tangis
