“Maaf,” gumam Steve sambil menarik napas dalam-dalam. Apa yang dia pendam selama ini sudah saatnya dia katakan pada Alina. Mereka berdua duduk di attas bukit dengan semilir angin dan cahaya bintang yang berkilau di atas sana.
Alina tidak menjawab. Sejak keluar dari rumah Steve gadis itu tidak berhenti menangis. Hatinya terluka lagi oleh kenyataan yang sebenarnya sudah terbac tapi gadis itu selalu mengelaknya. Dia selalu percaya bahwa Steve akan mencintainya. Steve akan mencintainya jika dia berusaha sedikit lagi. Tapi bukan itu masalahnya, perasaan tidak bisa diatur dan hati Steve sudah berlayar di tempat lain dan tak bisa kembali lagi.
‘“Kenapa harus Mirabell? Apa kekuranganku?” Gumam Alina. Steve menatap Alina.
“Alina, perasaan tak bisa aku duga. Aku menyukainya karena dia Mirabell. I
