Jakarta, Hari Ulang Tahun Mirabell.
Yang Orion bayangkan ketika sampai di hotel adalah dia bisa bertemu dengan Mirabell, menyembunyikan kado untuk Mirabell dan menjahili gadis itu hingga dia berteriak dan mengadu pada mama papanya. Lalu Mirabell akan ngambek dan marah - marah. Orion pikir akan mendapatkan pemandangan seperti itu ketika sampai di Hotel Marlon malam ini. Tapi tidak, semua di luar dugaan Rion. Rion keluar dari mobil dan menggandeng lengan mamanya penuh percaya diri.
"Yakin deh, Mirabell pasti ngambek, dari tadi ga ngangkat telpon dia, Ma," curhat Orion. Ana memandang Orion dengan senyum mengembang di bibirnya, "Makanya punya adik tuh jangan dijahilin terus. Ngambek kan jadinya."
"Kok mama belain Mirabell sih, duh mama pilih kasih nih. Mentang - mentang aku kuliah di luar negeri terus Mama sekarang kasih sayangnya jadi berkurang gitu," cerocos Rion.
Orion, meski terlahir sebagai anak sulung Ana dan Carlos namun terkadang dia masih kekanak-kanakan. Hobinya menjahili Mirabell sejak kecil. Pas kecil Orion suka menyembunyikan mainan Mirabell hanya untuk melihat gadis itu menangis dan marah - marah. Namun dari semua orang di dunia Ini, Orion yang paling menyayangi Mirabell. Dia bahkan siap maju di barisan depan untuk memberi pelajaran siapapun yang membuat adiknya menangis. Orion memiliki wajah dengan gen seperti Ana. Kulitnya putih bersih, dengan rambut pirang kecokelatan asli tanpa diwarnai. Orion paling suka Skateboard. Dia juga suka menggambar Mural. Meski sering berjemur di bawah matahari tapi kulit Orion putih bersih karena gen dari Carlos yang keturunan Inggris. Jadi tak heran jika wajah Orion bule banget. Sementara Mirabell mempunyai kulit putih namun agak kecokelatan. Rambutnya hitam legam dengan iris mata yang seperti kumpulan galaksi. Orion bilang mata Mirabell seperti kumpulan para bintang.
"Mama ga belain Mirabell. Lagian ini hari ulang tahunnya dia pasti deg-degan banget hari ini," gumam Ana sambil memencet tombol lift.
"Ya kan aku bercanda, Ma." Rion mengerucutkan bibirnya. Pintu lift terbuka keduanya lalu melangkahkan kaki ke dalam lift. Baru saja ingin membalas ucapan Orion, handphone Ana bergetar, sebuah panggilan dari Carlos.
"Halo Pa, udah sampai?" gumam Ana begitu ponselnya menempel di telinganya.
"Ya, Ma. Mirabell lagi sama kalian ya? Kok papa cari di ruang make up ga ada?"
Tanya Carlos.
"Enggak tuh, mungkin lagi ke toilet kali, Pa," gumam Ana.
"Papa ya, Ma? Kenapa Ma? Kok nyariin Mirabell?" gumam Rion yang tak sengaja mendengar pembicaraan antara Ana dan Carlos. Ana memberi isyarat bahwa dia tidak dapat menjawab pertanyaan Orion. Orion pun mengangguk, dia mengerti. Mungkin mamanya sedang ingin bicara serius dengan papanya.
"Coba cari dulu Pa, mungkin lagi ke toilet anaknya."
“Mama di mana? Kok belum sampai di sini?" Tanya Carlos sambil sibuk mencari Mirabell di ruangan sekitarnya.
"Udah sampai kok. Ini Orion sama mama lagi naik lift. Aku akan segera ke sana, coba papa cari dulu di sekitar." gumam Ana. Sebenarnya Rion pengen sekali bicara dengan papanya, tapi dia mengurungkan niatnya. Sebentar lagi mereka juga akan ketemu kan. Jadi lebih baik memberikan kesempatan kepada mama dan papanya bicara. Ana menutup pembicaraan teleponnya ketika pintu lift terbuka.
"Kenapa Ma, kok tegang gitu wajahnya?" tanya Orion sambil berjalan keluar dari lift dengan tangan masih menggandeng lengan sang mama. Ana tampak. Khawatir setelah mendengar telepon dari Carlos.
"Katanya Mirabell gak ada di ruang tunggu, papa udah nyari ke mana-mana tapi dia gak bisa nemuin Mirabell," gumam Ana. Beberapa menit yang lalu mereka masih berkomunikasi dengan Mirabell bahkan Orion sempat menggoda adiknya yang akan bertemu dengan Jie artis idolanya.
"Lah Mirabell gak bilang mau ke mana? Masa Mirabell ngilang gitu aja, kan gak mungkin, Ma," ujar Orion. Ana mempercepat langkahnya menuju ruang rias, Orion pun mengikuti langkah mamanya. Keduanya kini mulai khawatir dan berharap semoga Mirabell baik-baik saja. Ana berusaha menelepon Mirabell, sementara Orion mengambil hapenya. Dia mencabut hape yang tersambung dari power bank dari Waist Bag miliknya. Sebelum ke sini Rion sempat membeli kartu perdana di bandara karena kartunya tidak mungkin dapat digunakan di sini. Setelah hape menyala dengan cepat Orion segera mengirimkan pesan pada Mirabell. Sementara Ana terus mencoba menelepon nomor putrinya.
Ana melambaikan tangan pada seseorang di ujung koridor. Siapa lagi kalau bukan Carlos lelaki itu segera menghampiri Ana dan Rion. Orio memeluk papanya. Mereka berpelukan sebentar menyalurkan rasa kangen yang ada.
"Kamu apa kabar, Rion?"
"Tentu saja baik, Pa. Nanti kita cerita banyak. Tapi yang terpenting sekarang, di mana Mirabell?" Tanya Orion. Carlos mengangkat bahunya. Dia juga tidak tahu keberadaan Mirabell sekarang. "Papa udah cari Mirabell ke mana-mana namun belum ketemu. Teleponnya juga tidak diangkat," gumam Carlos.
"Apa papa sudah cari ke seluruh penjuru hotel, Pa?" Tanya Orion. Carlos mengangguk.
Carlos segera menuju ke Hotel Marlon begitu meeting dengan klien dari New York selesai. Dia bahkan membatalkan satu agenda meeting penting demi hadir lebih awal ke pesta Mirabell. Lelaki itu segera berganti baju dan keluar kantor. Di tengah perjalanan dia sempat menelepon Mirabell. Dan gadis itu tampak terburu-buru menjawab teleponnya. Mereka hanya bicara sebentar lalu pembicara mereka terputus karena Mirabell bilang akan segera bertemu Jie.
Carlos tidak mau mengganggu kebahagiaan Mirabell dan dia pun menutup teleponnya. Seperti sudah firasat, Carlos seperti mendengar suara angin bukan dari kipas angin tapi seperti angin yang bergesekan dengan daun-daun menimbulkan suara gemerisik yang khas. Namun tidak mungkin Mirabell sedang berada di luar sekarang karena dia tadi bilang sedang di ruang rias. Carlos pun mengabaikan segala firasat buruknya.
"Aku sudah cari ke seluruh hotel dan minta para petugas hotel untuk membantu Mirabell tapi sampai sekarang Mirabell belum ketemu," ujar Carlos.
Ana melirik jam di tangannya. Di sudut lorong ada pintu masuk menuju ballroom dan dari tempat Ana sekarang dia mulai melihat teman-teman Mirabell mulai datang. Tiga puluh menit lagi pesta Mirabell akan segera dimulai.
"Orion, lebih baik kamu ke sana dulu. Minta MC untuk mengulur waktu. Papa sama mama akan cari Mirabell," tukas Ana.
"Baik Ma, setelah bilang ke MC, aku juga akan mencari Mirabell." tukas Orion. Ana dan Carlos mengangguk. Ketiganya berpencar. Carlos juga sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari Mirabell. Sementara itu Rion berjalan ke arah ballroom dan segera mencari MC acara. Ballroom mulai penuh dengan teman-teman Mirabell. Orion segera masuk ke dalam Ballroom dan sempat bertanya ke security yang ada di sana. Kemudian security itu mengantar Orion ke depan MC. Orio pun segera meminta MC mengulur acara tanpa menimbulkan keributan. Setelah itu dia berjalan ke luar ruangan untuk mencari Mirabell.
Beberapa orang di sana tampak berbisik dan mengagumi ketampanan Orion tapi lelaki itu tidak sadar. Karena yang di pikirannya sekarang adalah mencari Mirabell. Prioritasnya saat ini. Dalam hatinya dia sudsh rindu dengan Mirabell, rindu bercanda tawa dengan Mirabell lagi. Dia berharap Mirabell akan baik-baik saja.