Carlos mencari di setiap sudut hotel. Dia bolak-balik naik lift dan menelusuri lorong dengan teliti, sementara Ana mencari ke setiap sudut toliet wanita yang asa di sana. Orion mencari di sekitar luar hotel siapa tahu saja Mirabell sedang pergi membeli sesuatu dan segera kembali. Beberapa orang suruhan Carlos juga tampak lari kesana kemari mencari keberadaan Mirabell. Lima belas menit kemudian Carlos, Ana dan Rion kembali. Ketiganya berkumpul di tempat yang sama.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Carlos. Ana menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah mencari di setiap sudut toilet namun tak ada. Aku juga bertanya ke orang-orang dan menunjukkan foto Mirabell namun tidak ada satu pun yang melihat maupun berpapasan dengan Mirabell." jawab Ana.
"Aku juga sudah mencari ke luar gedung namun tak ada tanda-tanda Mirabell di sana," tukas Orion sambil mengatur napasnya yang masih naik turun. Carlos memijat kepalanya yang pening.
"Apa tidak ada satu pun yang melihat Mirabell?" Tanya Ana dengan mata penuh harap. Ini aneh dari sekian banyak orang di Hotel ini tak ada satu pun yang melihat Mirabell padahal beberapa menit yang lalu Mirabell masih ada di sana. Dan Ana yakin Mirabell masih ada di sini karena selama perjalanan mereka terus saling mengirim pesan.
Orion juga merasa ada yang aneh. Mirabell tidak pernah menghilang seperti yang ini. Dia selalu mengirimkan pesan dan meminta izin jika dia harus pergi ke suatu tempat. Orion hafal betul kebiasaan adiknya itu. Pikiran-pikiran aneh di kepala Orion mulai membuat lelaki itu cemas.
"Haruskah kita lapor polisi?" Ana menggigit bibirnya saking cemasnya. Carlos menggeleng.
"Polisi tidak akan memproses laporan kita sebelum dua puluh empat jam," gumam Carlos.
Ana menghembuskan napasnya kasar, "Lebih baik kita bubarkan saja pesta Mirabell dulu," usul Orion. Mereka tidak mungkin meminta MC terus - terusan mengulur waktu. Ini sudah tiga puluh menit sejak MC berusaha mengulur waktu.
"Aku setuju dengan Orion, Pa," gumam Ana.
Menunda memulai pesta tentu akan menimbulkan kecurigaan. Mereka akan bertanya - tanya apa yang sebenarnya terjadi. Yang terpenting sekarang adalah membubarkan pesta Mirabell terlebih dahulu lalu Ana, Carlos dan Orion bisa menyusun rencana untuk mencari Mirabell kembali.
Mereka berjalan menuju ballroom. Untuk mengulur waktu MC memutarkan lagu-lagu Kpop yang sedang banyak disenangi para remaja. Mereka tampak senang dan tidak bosan menunggu sambil mengobrol satu sama lain. Ana dan Carlos berjalan dengan bergandengan tangan sementara Orion berjalan di belakangnya. Mereka masuk ke ruang pesta dengan wajah setenang mungkin. Semoga diantara mereka tidak ada yang curiga.
Ana, Carlos dan Orion berjalan menuju panggung. Mereka langsung meminta DJ untuk mematikan musik. Semua perhatian kini tertuju pada mereka. Orion kini tengah memegang mic dan bersiap untuk bicara. Mereka sempat berdiskusi tentang siapa yang akan mengumumkan pembubaran pesta ini. Dan mereka menunjuk Orion, jika Carlos yang membubarkannya rasanya akan seperti pembubaran meeting. Oleh karena itu mereka memilih Orion.
"Maaf mengganggu waktu teman-teman semua. Halo, nama saya Orion. Saya kakaknya Mirabell---"
"Gila! Kakaknya Mirabell cakep banget! "
" Kak masih jomblo gak?"
"Kak drop your skincare rutin dong kok bisa shining semriwing glowing splindid kayak gitu gimana?"
Belum sempat Orion meneruskan perkataannya teman-teman Mirabell heboh karena kegantengan Orion. Tak terkecuali Silvi and The genk. Orion tersenyum manis, padahal sebenernya dia kesal karena ucapannya dipotong. Namun dia harus bisa mengendalikan ekspresinya.
"Saya tahu kalau saya tampan," gurau Orion dengan penuh percaya diri.
"Udah ganteng, percaya diri, kak, ayo ke KUA SAJA!" teriak Silvi dengan antusias. Orion memijat kepalanya.
"Jangan mau sama Silvi kak, mending sama aku saja." Ujar seseorang dengan baju berwarna peach.
"Heh apa kamu, Orion tuh cocoknya sama aku." Tukas Silvi gak mau kalah.
Ruangan itu benar-benar menjadi tidak terkendali. Orion menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Benar-benar kacau sekarang. Orion menoleh ke belakang meminta bantuan Ana dan Carlos tetapi mereka malah menertawakan anaknya.
"Kamu yang harus membereskan kekacauan yang kau buat sendiri , Orion," gumam Carlos.
Orion tidak menyangka bahwa ketampanannya akan menimbulkan keributan. Dia benar-benar tidak menyangka, "Sebentar ya teman-teman biarkan aku bicara dulu. Jadi," Orion menghela napas. Keadaan belum juga kondusif hingga dia terpaksa mengetuk micnya beberapa kali, "Mohon maaf sekali pesta ini terpaksa dibatalkan karena Mirabell tidak bisa hadir karena sedang tidak enak badan. Jadi teman-teman silakan makan dulu sebelum pulang. Terima kasih banyak sudah datang," Gumam Orion lalu mengembalikan Mic pada MC.
" Yah kok dibatalin sih, gak seru. HU!" gumam teman Mirabell yang mengenakan kemeja kotak-kotak. Lelaki itu yang memancing keributan yang lain.
"Lanjutin aja kak pestanya gapapa Mirabell ga ada di sini," gumam Silvi. Orion mengepalkan tangannya. Benar-benar keterlaluan. Apa sih yang ada di kepala mereka. Mendengar temannya sakit mereka bahkan tak tergerak untuk bertanya bagaimana keadaan Mirabell. Mereka malah lebih tak rela pesta ini bubar.
"Yah ga jadi dapat doorprize dong! Ngeselin banget sih Mirabell pakai sakit segala."
Orion sempat mendengar ocehan mereka, lelaki itu berusaha untuk menahan emosinya sementara Carlos dan Ana sudah berjalan terlebih dahulu keluar dari ballroom. Orion berniat menutup kupingnya. Dia tidak ingin menimbulkan keributan.
"Benar-benar ngeselin Mirabell tuh. Nyusahin orang aja," celetuk teman Mirabell yang berbaju merah.
"Diam kalian semua!"
Orion sudah berusaha menahan emosinya. Namun mereka semua keterlaluan. "Apa kalian semua pantas disebut teman? Mendengar adik saya sakit saja kalian tidak ada yang menanyakan keadaannya sama sekali! Dan kalian masih di sini untuk menikmati pestanya. Benar-benar keterlaluan. Security suruh mereka semua keluar. Dalam dua puluh menit pastikan ruangan ini kosong. Kalau mereka ga mau, paksa aja," tuka Orion dengan emosi di ubun-ubun. Lelaki itu berjalan keluar ruangan. Di depan pintu sudah ada Carlos dan Ana. Orion beringsut dia takut mama papanya akan marah jika mereka tahu Orion baru saja marah-marah. Namun reaksi mereka justru sebaliknya, "Good job, Orion," Gumam Carlos menepuk pundak Orion dan tersenyum bangga.
"Mama bangga sama kamu, ayo kitA cari Mirabell," gumam Ana. Mereka bertiga kembali mencari Mirabell. Mirabell yang menghilang begitu saja seperti sebuah teka-teki sekarang. Mereka harua segera memecahkannya. Ketiganya tampak mencari tahu dan menanyai satu per satu karyawan hotel. Namun hingga hari mulai tengah malam mereka tak juga menemukan petunjuk. Mirabell benar-benar hilang seperti ditelan bumi. Mereka terus mencari keberadaan Mirabell namun hingga tengah malam mereka belum menemukannya. Ana merasa sangat khawatir, dia takut sesuatu yang dia pikirkan benar-benar terjadi.