Steve mencengkeram kerah Reynald. Satu lagi ketegangan muncul di antara mereka. “Katakan di mana Mirabell sekarang?” ujar Steve dengan penuh penekanan. Lelaki itu geram.
“Kenapa kau bertanya padaku, bukannya gadis itu bersamamu,” tukas Reynald dengan wajah datar. Bernald mencoba memisahkan mereka berdua. Namun keduanya masih sama-sama emosi.
“Ini bisa diselesaikan dengan baik-baik. Tolong jangan bertengkar,” gumam Bernald dengan ekspresi wajah ketar-ketir. Dia tidak ingin mereka bertengkar kembali.
Hari hampir petang saat Steve pulang ke rumah, namun lilin belum juga menyala. Lelaki itu membuka pintu, biasanya dia akan menemui Mirabell yang tengah sibuk membuat sesuatu, kadang dia juga membaca koleksi buku milik Steve. Namun hari ini rumah begitu sepi. Lelaki itu tidak menemukan keberadaan Mirabell.
Steve meletakkan busur dan anak panahnya di meja. Lelaki itu mendadak gusar. Mirabell berjanji bahwa dia akan pulang sebelum petang, namun matahari sudah hampir menghilang dia belum pulang juga. Entah kenapa firasat Steve tidak enak. Hari ini dia memberikan kesempatan pada Mirabell untuk jalan-jalan sendiri, Steve tidak ingin mengurung Mirabell di sini dan gadis itu pasti juga akan bosan jika berada di rumah seharian. Karena itu Steve membiarkan Mirabell pergi sendiri. Sebenarnya dia ingin mengantar Mirabell. Namun ada sesuatu yang harus Steve selesaikan hari ini.
Steve langsung menuju rumah Felix dan mencari gadis tersebut, namun Mirabell tidak ada di sana, dia pun pergi ke rumah Edmund dan di sana dia juga tida menemukan keberadaan Mirabell. Bernald pun ikut membantu Steve untuk mencari Mirabell.
“Kau jangan berbohong, Felix bilang Mirabell menemuimu, dia harusnya ada di sini sekarang,” kata Steve dengan emosi meletup-letup.
“Mana aku tahu, kau cari saja sendiri dia ada di mana,” tukas lelaki itu tak peduli. Steve mengeratkan tarikannya di kerah baju Reynald.
“Kau punya rencana buruk padanya kan?” ucap Steve tanpa basa-basi. Steve tahu betul sifat Reynald. Lelaki ini pendendam. Dia akan membalas siapapun yang telah membuatnya terluka. Jadi Reynald pasti akan membalas perbuatan Mirabell padanya. Lelaki ini tidak akan mudah memaafkan orang lain.
“Kalau iya, apa urusanmu, hah!” gumam Reynald. Lelaki itu melemparkan evil smirknya pada Steve.
“ Rey, Steve tolong jangan bertengkar seperti ini. Rey, cepat beritahukan di mana keberadaan Mirabell. Dia bisa tersesat jdi hutan karena dia tak tahu jalan,” gumam Bernald mencoba menengahi.Rey dan Steve sama –sama keras kepala, tak ada satupun dari mereka yang mendengarkan omongan Bernald.
“Katakan padaku apa yang kau lakukan padanya! Dan di mana Mirabell sekarang?” gumam Steve emosi.
“Kau ingin tahu? Aku hanya memberinya pelajaran.”
Steve semakin geram. Dia tidak dapat menahan emosinya lagi. Lelaki itu hampir memukul wajah Reynald namun tangannya ditarik seseorang.
“Akhirnya kalian datang,” gumam Bernald pada Felix karena dia sudah kewalahan memisahkan mereka berdua. Felix paling benci pertengkaran. Dia pasti akan memarahi mereka jika saling bertengkar.
“Steve, tahan emosimu. Dan kau Rey, katakan di mana Mirabell sekarang atau aku akan melaporkan masalah ini pada ketua,” tegas Felix.
Reynald menelan ludahnya. Membawa masalah ini ke depan ketua jelas bukan pilihan yang tepat. Mereka pasti akan lebih membela Steve daripada Reynald. Lelaki itu pasti akan dihukum oleh ketua. Hukuman yang paling Reynald benci dan dia tak mau menjalaninya.
“Ikut aku,” gumam Reynald. Mereka bertiga pun mengikuti Reynald memasuki hutan.
***
Reynald yakin bahwa dia membawa Mirabell ke sini dan meletakkannya. Lelaki itu juga sangat yakin bahwa Mirabell tidak akan bisa meyakinkan diri. Kemarin, Reynald seharian menggali lubang besar dengan ukuran dua petak. Lelaki itu menggalinya sendiri. Kedalamannya hampir dua kali tinggi badannya. Dia berencana memberi Mirabell pelajaran dengan meninggalkannya di lubang ini sendiri. Namun kini lubang di hadapannya kosong. Gadis itu juga tidak ada di sana.
“Kau gila! Bagaimana bisa kau meninggalkan Mirabell di sini,” tukas Steve dengan emosi yang memuncak.
“Tenang Steve kau jangan emosi lagi,” gumam Felix mencoba menenangkan Steve.
“Bagaimana aku tidak emosi. Kau lihat sendiri lelaki ini berusaha untuk menyakiti Mriabell,” Tunjuk Steve pada Reynald. Awalnya Steve hanya ingin menakut-nakuti Mirabell dan dia akan menolongnya lagi nanti. Tapi dia tidak tahu kalau Mirabell bakal menghilang seperti ini.
“Kau tahu berapa hari Mirabell membuat anak panah buatmu? Dia membuatnya berhari-hari. Dia tulus ingin meminta maaf padamu, tapi kau malah membalasnya seperti ini. Kalau kau tak pecaya tanya saja Felix. Kau benar-benar kejam padanya, Rey dan aku kecewa padamu,” ungkap Steve.
“Steve benar. Mirabell benar-benar merasa bersalah karena pernah membentakmu, dia tak ada niat untuk menyakitimu. Dia bahkan berlatih untu mengatakan maaf padamu berkali-kali. Kau seharusnya tidak berbuat seperti ini, Rey,” gumam Felix dengan wajah kecewa.
“Abel anak yang baik, Rey. Kalau terjadi apa-apa dengannya aku juga akan marah padamu,” imbuh Bernald. Ketiganya sama-sama kecewa dengan sikap kekanakan Reynald kali ini.
“Dia tak punya siapa-siapa di sini dan hanya kita yang bisa menjaganya, kenapa kau melakukan ini?” Tanya Felix. Reynald tidak bisa mengelak lagi. Lelaki itu memberanikan diri untuk bicara pada mereka bertiga yang menatapnya kecewa.
“Aku cemburu, sejak kehadiran gadis itu sikap kalian jadi berbeda. Kalian mulai tidak peduli padaku dan mengabaikanku, terutama kau Steve. Gadis itu yang membuat persahabatan kita berantakan. Dia juga yang menyebabkanku dengan Steve bertengkar,” gumam Reynald mengungkapkan perasaannya.
Steve menepuk pundak Reynald. Jadi alasan Reynald melakukan semua ini karena dia pikir persahabatan mereka akan berubah, “Kau salah, Rey. Maaf kalau kami terlalu sibuk dan terlihat mengabaikanmu, namun bukan berarti kami tak peduli padamu. Bernald sangat sayang padamu, Felix dan Edmund juga sampai mencarimu ke mana-mana kemarin. Dan aku pastikan aku juga tidak berubah padamu. Jangan pernah berpikiran seperti itu, kamu adalah sahabat kami dan tentu saa akan tetap seperti itu,” gumam Steve.
Reynald merasa menyesal berpikiran pendek. Harusnya dia tahu bahwa mereka sangat mempedulikan Reynald. Meski mereka sibuk masing-masing pun Reynald akan jadi orang yang berharga baginya.
“Maafkan aku,” gumam Reynald.
“Kami sudah memaafkanmu, Rey. Tapi kau jangan melakukan ini lagi. Balas dendam itu tidak baik. Kita baik ke Mirabell bukan berarti gak peduli padamu. Namun dia di Quantrum Tetranum sendirian. Dia pasti kesepian karena itu kami mencoba menemaninya,” jelas Felix tak ingin Reynald salah paham.
Reynald mengangguk. Lelaki itu benar-benar menyesal.
“Sekarang yang terpenting kita harus mencari Mirabell, jangan sampai di tertangkap oleh kaum Dandrum,” gumam Felix. Mereka bertiga berkumpul dan memikirkan kemungkinan ke mana Mirabell pergi. Baru saja mereka akan berpencar mencari Mirabell. Bernald menemukan sesuatu. Sepucuk surat dengan anak panah yang menempel di pohon. Ketiganya saling pandang. Sebuah surat dengan stempel yang mereka sangat hapal. Stempel kaum Dendrum.