Usaha Untuk Meminta Maaf

1228 Kata
Mirabell sadar bahwa dia salah terhadap Reynald. Lelaki itu bermaksud untu menjaganya tapi Mirabell malah membuat dirinya marah sehingga lelaki pergi malam itu. Kalau bukan karena keegoisan Mirabell pasti dia tidak akan terluka dan tidak akan membuat Steve terluka. Bahkan Mirabell merasa tidak enak karena Steve dan Reynald bertengkar karena Mirabell. Mereka bahkan belum berbaikan. Mirabell sudah memutuskan bahwa dia akan bertahan di Quantrum Tetranum sampai waktunya tiba. Hanya tinggal dua puluh dua hari lagi, dia akan mencoba bertahan. “Kau yakin ingin membuat ini untuk Reynald?” Gumam Felix. Pagi ini Mirabell mendatangi Felix, Bernald dan Edmund. Dia meminta mereka untuk mengajarkan sesuatu. Felix merupakan lelaki terpandai di Quantrum Tetranum, dia pandai membuat tombak dan anak panah, mungkin kalau Felix membuka usaha pasti sudah sukses sekarang karena dia benar-benar mahir. “Iya, bantu aku ya, LIx. Tolong,” gumam Mirabell. “Proses membuatnya ga semudah yang kamu bayangkan Mirabell, kamu mungkin harus bergadang untuk membuat itu semua,” gumam Felix. Proses membuat busur dan anak panah tidaklah mudah dan dibutuhkan kesabaran ekstra. Tidak semua orang berhasil dalam sekali coba. “Aku yakin bisa kok, kata papaku kita tuh gak boleh nyerah,” gumam Mirabell. “Bantu aku ya, please, please,” imbuh Mirabell dengan tampang memohon. Ini pertama kalinya ada yang mau belajar membuat anak panah dari Felix. Edmund dan Bernald saja menyerah karena terlalu sulit. “Baiklah. Tapi kau harus berjanji tidak boleh menyerah di tengah proses pembuatannya,” pinta Mirabell. Mirabell mengangguk antusias. Gadis itu tidak tahu kalau proses pembuatan anak panah dan busur memang tidak semudah yang dia bayangkan. Felix hanya akan mengajarinya membuat anak panah, karena untuk membuat busur dibutuhkan waktu kurang lebih lima bulan. Mirabell bahkan tidak akan bisa menyelesaikannya karena dia harus kembali ke dunianya. “Siap, aku tidak akan menyerah,” janji Mirabell. Siang itu Felix akhirnya mengajak Mirabell pergi ke hutan untum mencari bambu. Anak panah miliknya terbuat dari bambu yang diruncingkan.Dibutuhkan kesabaran untuk membuat anak panah dari bambu. Karena harus melewati banyak proses meruncingkan bambu, membakarnya dan menyatukannya dengan lelehan besi lalu menempanya. Mirabell membantu Felix memilih bambu, membawanya sampai rumah. Dia juga memperhatikan langkah demi langkah yang diberikan oleh Felix. Gadis itu benar-benar bertekad untuk membuat anak panah untuk Reynald. Semoga saja Reynald akan memaafkannya dan berbaikan dengan Steve.            *** Hampir petang dan Mirabell belum kembali ke rumah. Steve yang selesai mencari kayu bakar lalu mencarinya. Tadi pagi Mirabell meminta izin untuk belajar sesuatu dengan Felix. Gadis itu tidak mengatakan ingin belajar apa. Tapi senyum di wajahnya benar-benar meluluhkan Steve sehingga lelaki itu memberikan izin. Namun hingga petang gadis itu belum kembali. Steve masuk ke rumah Felix dan mendapati pemadangan yang sangat manis. Mirabell tengah duduk di bawah, bersandar di tembok dengan tangan yang masih memegang bambu. Ada beberapa luka goresan di tangannya. Steve berjongkok dan memperhatikan gadis yang tengah tertidur itu. “Dia benar-benar keras kepala, aku yakin kau cukup kewalahan mengurusnya,” gumam Felix yang muncul dari dapur. Steve tak memperhatikannya karena terfokus pada Mirabell. “Begitulah,” gumam Steve. Felix menyodorkan sebuah cangkir dari bambu yang berisi teh kepada Steve. Mereka berdua lalu duduk di meja makan. “Hari ini dia belajar apa sama kamu?” Tanya Steve. Felix meminum teh dari cangkirnya. “Dia bersikeras membuat anak panah untuk Reynald. Katanya dia merasa bersalah,” gumam Felix. Steve melengos. Dia enggan membahas Renald saat ini. “Kau belum bicara dengannya, Steve?” Gumam Felix. Steve menggeleng. Sudah hampir dua hari sejak malam itu dan mereka berdua juga belum menyelesaikan masalah mereka. “Kalian harus segera bicara. Jangan marahan terus,” kata Felix. Sebenarnya Steve sudah mencoba mencari Reynald dan punya niatan untuk menyelesaikan masalah mereka. Namun Reynald menghilang seolah ditelan bumi. “Besok aku dan Edmund akan mencari Reynald. Setelah dia kembali segera selesaikan masalah kalian,” Felix menepuk pundak Steve. Lelaki itu mengangguk.            *** Tidak ada cara lain untuk membawa Mirabell pulang kecuali menggendongnya. Steve dan Felix sudah mencoba membangunkannya, namun gadis ini tidak juga bangun. Kerena itu mau tak mau Steve harus menggendong gadis ini pulang. Dia benar-benar merepotkan, pikir Steve. Namun Steve juga tidak tega membiarkan Mirabell tidur di lantai rumah Felix. Steve berjalan menelusuri hutan dengan Mirabell di gendongannya. Gadis itu tampak nyaman mengalungkan tangannya di leher Steve. Malam ini langit benar-benar cerah tanpa awan. Hanya ada suara gesekan daun dan aroma peppermint dari hutan Quantrum Tetranum. Momen ini sedikit mengingatkan Steve pada seseorang. Dia juga pernah berjalan di bawah bulan purnama dam dan taburan bintang dengan seseorang dan Steve tidak akan lupa saat itu. Bedanya saat itu adalah saat terakhir dia bertemu dengan Rivia. Sama seperti dengan Mirabell, Rivia juga gadis yang tersesat dari dunia lain. Steve juga menolak untuk menjadi penjaga dari gadis itu awalnya. Steve bilang Rivia manja dia tidak mau direpotkan oleh gadis manja seperti dia. Hari-hari bersama Rivia awalnya adalah sebuah keterpaksaan. Tapi semakin mengenal gadis itu  Steve semakin tahu bahwa gadis itu hanya gadis yang kesepian. Dia bersikap manja karena dia tidak mau kehilangan seseorang dan ingin diperhatikan. Orang tuanya sibuk bekerja dan Rivia tersesat dan masuk ke Magic Door saat sia sedang berada di mall. Gadis yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya mulai mengenal dunia yang baru orang-orang yang ramah. Hingga mendapat teman baru di sini. Itu semua adalah hal yang Rivia inginkan sebuah kasih sayang dan perhatian. Harusnya malam itu Steve mengingat tanggal kepergian Rivia untuk balik ke dunianya. Harusnya malam itu Steve tidak mengajaknya jalan-jalan dan membuat gadis itu enggan untuk pulang. Sebuah takdir yang ingin sekali Steve ubah. Andai bisa tentu dia masih melihat gadis itu bernapas. Ada sebuah peraturan bahwa siapapun yang tersesat di Quantrum Tetranum harus kembali tepat waktu. Jika tidak maka dia akan menghilang seperti angin yang bertiup. Menjadi serpihan yang terbang bersama angin. Dan Steve tidak tahu bagaimana cara dia bertemu kembali dengan gadis itu. "Kangen," Mirabell bergumam gak jelas di punggung Steve. Sepertinya perempuan ini masih sangat merindukan rumah. "Aku kangen mama, papa," gumamnya lagi sambil mengeratkan pelukannya di punggung Steve. Melihat Mirabell merindukan keluarganya Steve tidak menutup mata bahwa gadis ini begitu merindukan keluarganya. Dan dia tidak tega harus mengurungnya 30 hari di Quantrum Tetranum. Namun tidak ada jalan lain. "Ma, Pa, Kak Rion, tak bisakah kalian ke sini," gumamnya lagi. Steve bisa merasakan pundaknya basah. Gadis itu menangis dalam tidurnya. Melihat Mirabell menangis entah membuat hati Steve juga ikut teriris. Steve tak bisa membantunya. Karena jika dia memulangkan Mirabell lebih awal Steve yang akan menghilang selamanya. Ini semua benar-benar sebuah pilihan yang sulit. Haruskah dia berkorban demi keinginan Mirabell? Dia bimbang. Perasaan itu datang lagi. Sebuah perasaan yang tak bisa dicegah. Sebuah perasaan yang harusnya lelaki itu menghindarinya. Namun siapa yang bisa menghindar soal perasaan? Semua itu datang secara natural. Kupu-kupu yang terbang di perut Steve setiap kali dia berdekatan dengan Mirabell. Setiap kali gadis itu berada di dekatnya dia tahu betul bahwa detak jantungnya sangat tidak normal. Mau dipungkiri seperti apapun tapi perasan ini nyata. "Mirabell," gumam Steve. Dia tahu berbicara dengan orang tidur adalah satu tindakan bodoh namun dia tetap melakukannya. "Sepertinya aku mulai menyukaimu," ujar Steve lirih. "Apa yang harus aku lakukan,' tambahnya lagi. Kenapa harus sekarang? Kenapa Steve harus dihadapkan pada keputusan rumit lagi. Dia sangat tahu bahwa peraturan seorang Vrivren adalah tidak boleh jatuh cinta dengan seseorang yang dijaganya. Namun perasaan Steve dengan sendirinya melanggarnya. Steve tidak tahu apa yang akan dia lakukan.                  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN