Firasat

1076 Kata
"Seriusan aku boleh sekolah di sini? Maksudku masuk Higrid?" gumam Mirabell tak percaya. Pagi ini Reynald, Edmund, Bernald dan Felix berkumpul di rumah Steve untuk memberi tahu Mirabell bahwa dia diterima di Higrid. "Iya, kau harus bersiap sekarang," gumam Felix. Mirabell benar-benar bahagia. Akhirnya dia bisa merasakan aktivitas sekolah lagi dengan bersekolah di Higrid. "Untuk hari pertama kau harus menginap di Higrid, Mirabell. Selanjutnya kau boleh pulang ke rumah," tukas Edmund. "Kenapa aku harus menginap di sana? Bukannya Higrid hanya buka dari pagi sampai sore katamu," gumam Mirabell pada Reynald. Reynald pernah cerita tentang Higrid. Sekolah ini bukan sekolah biasa. Bukan buku maupun alat tulis yang mereka bawa jika diterima di Higrid, melainkan anak panah, busur dan pedang. Sekolah ini berbeda dengan sekolah lainnya dan tidak semua orang bisa masuk Higrid. "Kau hanya perlu menginap sehari. Di sana ada asrama kok. Dan banyak yang menginap di sana," tukas Edmund dengan hati - hati berharap Mirabell tidak curiga sama sekali.  Edmund menarik napas lega ketika Mirabell tampak tidak curiga   "Baiklah, terima kasih Reynald. Akhirnya aku bisa belajar bela diri. Aku akan bersiap sekarang," ujar Mirabell girang. Gadis itu mulai bersiap untuk pergi ke Higrid. Namun langkahnya terhenti ketika dia menyadari bahwa ada hal yang aneh pada keempat orang tersebut. "Tunggu," Mirabell memutar tubuhnya. Gadis itu memicingkan matanya curiga. Benar saja, ada yang berbeda dengan penampilan mereka. Mereka menggunakan kemeja hitam rapi dan juga celana berwarna senada. Meski terlihat tampan tapi mereka tampak tak biasa. “Kenapa kalian berpakaian hitam-hitam?" Tanya Mirabell curiga. "Oh, itu karena Ste... AW!" Bernald berteriak ketika Edmund menginjak kakinya. Benar saja lelaki itu hampir keceplosan di depan Mirabell. Padahal dia sudah bilang untuk berhati-hati dan tidak mengatakan apa-apa tentang hal ini. Hari ini mereka berencana membawa Steve. Oleh karena itu mereka berusaha untuk menjauhkan Mirabell sementara. Gadis itu pasti tidak akan rela jika mereka membawa Steve. "Steve kenapa?" Tanya Mirabell bingung, "Apa terjadi sesuatu?" Tukas Mirabell curiga. Semuanya saling tatap bingung. Mereka tidak mungkin jujur pada Mirabell apa yang terjadi sebenarnya. Gadis itu pasti akan sedih. "Tidak terjadi apa-apa Mirabell. Kami berdandan seperti ini karena akan bertemu ketua untuk latihan," jelas Felix. Felix terpaksa berbohong karena Mirabell pasti akan terus bertanya jika dia menjelaskan yang sebenarnya.  "Iya benar begitu," imbuh Bernald mencoba meyakinkan Mirabell. Semuanya menatap Mirabell dengan tatapan tegang. Dalam hati mereka berdoa agar Mirabell tak curiga. "Baiklah, aku percaya," tukas Mirabell yang membuat mereka semua tersenyum lega, hampir saja mereka ketahuan."Tapi apa Steve akan baik-baik saja kalau aku pergi ke Higrid?" Tanya Mirabell ragu. Haruskah dia mengurungkan niatnya untuk pergi sekolah dan menjaga Steve? Tapi dia ingin cepat belajar dan menunjukkan pada Steve kalau dia bisa mandiri dan jaga diri sehingga lelaki itu tidak perlu khawatir lagi padanya. Steve pasti akan sangat bangga padanya. Dia tak sabar untuk menunjukkan hasil kerja kerasnya pada Steve. "Tentu saja, Mirabell. Dia akan sangat bangga padamu. Jadi lekaslah berkemas. Aku yang akan mengantarmu," tukas Felix. Mirabell mengabaikan seluruh kecurigaannya pada mereka. Gadis itu memilih segera berkemas dan membawa perlengkapan seperlunya. Dia lalu kembali dengan tas kecil dari kain yang terlihat agak lusuh dengan hiasan bunga kering yang ditempel oleh Edmund. Semalam Edmund memberikannya. Katanya sebagai hadiah, jadi Mirabell dengan senang hati menerimanya. "Kau sudah siap?" Gumam Felix. Mirabell mengangguk. "Aku pergi dulu," tukas Gadis itu. Bernald memeluk Mirabell dan memberikannya semangat.  "Abel semangat ya. Kau pasti bisa. Belajar yang rajin di sana. Semangat," gumam Bernald dengan nada berapi-api. Mirabell mengangguk. "Siap. Tentu saja aku akan belajar dengan rajin," tukas Mirabell. "Semangat Mirabell," Edmund menyemangati Mirabell dengan tulus gadis itu tersenyum. "Jangan membuat masalah di sana," tukas Reynald datar. Mirabell mengerucutkan bibirnya. "Siapa juga yang akan menimbulkan masalah. Aku kesana buat belajar, Tau!" protes Mirabell tak terima. Edmund dan Bernald tertawa. Mulai lagi deh pertengkaran antara Mirabell dan Reynald. "Iya , iya, sana berangkat nanti kau terlambat," Reynald mendorong tubuh Mirabell keluar dengan lembut. Ketiganya melambaikan tangan ketika Felix dan Mirabell berangkat. Ini peryama kalinya Mirabell akan pergi ke suatu tempat dan tinggal di sana, meski sehari tetap saja pasti akan jadi hari yang panjang. "Bernald, kau benar-benar ya. Padahal sudah kubilang jangan sampai keceplosan," gumam Edmund gemas setelah Felix dan Mirabell menjauh. Bernald meringis. Dia benar-benar tidak sengaja hampir memberitahu Mirabell. "Maaf, aku sudah mencoba menahan diriku. Terima kasih sudah mengingatkanku Edmund," tukas Bernald. "Lain kali jangan seperti itu lagi," ujar Edmund. Bernald mengangguk. "Apa ini satu-satunya cara?" Bernald melirik ke arah Steve dengan pandangan iba. Sudah berhari-hari dia bahkan belum bangun juga. Maka seperti perintah ketua mereka harus membawa Steve ke Hutan Gresia. Steve harus diasingkan beberapa hari di sana dan menyatu dengan alam. Alam yang akan menyembuhkan Steve. Dia harus ditinggal di Hutan Gresia selama beberapa hari. Sebenarnya Edmund, Felix dan Reynald juga tidak setuju. Bagaimana cara Steve makan jika dia belum sadarkan diri. Bernald juga menentangnya karena takut Steve akan dimakan binatang buas atau hilang entah kemana nanti. Tapi ini perintah ketua dan mereka harus mematuhinya. Ketua pasti tahu apa yang dilakukannya. Meski terlihat berbahaya, tapi metode ini cukup ampuh untuk mengubah seseorang yang sedang Dorowia, sebutan untuk seseorang yang tidak sadarkan diri seperti Steve. Steve harus menemukan dirinya sendiri dan bangun. Hanya Hutan Gresia yang bisa mematahkan mantra Hezelbrian. "Aku yakin Steve akan baik-baik saja," gumam Edmund menepuk pundak Bernald.  "Dia lelaki yang kuat. Percaya saja Bernald. Steve pasti kembali," Imbuh Reynald dengan penuh keyakinan. "Baiklah ayo lekas kita bawa Steve. Jangan sampai Mirabell tau tentang ini. " Tukas Bernald. Mirabell dan Felix berjalan melintasi hutan, mereka sudah jauh dari rumah. Hari ini Felix sedikit pendiam dan tidak terlihat seperti biasanya. "Felix apa kau sakit?" tukas Mirabell. Felix tampak melamun dan dia sempat beberapa kali tersandung karena tidak melihat jalan.  "Felix," Mirabell menyentuh lengan lelaki itu dan membuatnya terkejut. "Hem, apa Mirabell?" ujar Felix linglung. "Kau melamun, ada masalah apa? Kalau kau ada masalah kau bisa cerita padaku," tukas Mirabell dengan tulus. Felix menggeleng. "Tidak ada masalah apa-apa. Kamu tadi nanya apa, Mirabell?" "Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu?" tukas Mirabell curiga. Felix menggeleng dengan cepat. "Tidak. Aku tidak menyembunyikan sesuatu. Aku hanya sedang lelah karena semalam habis jaga malam," gumam Felix beralasan "Baiklah tapi kalau kau ada masalah jangan segan untuk cerita sama aku. Aku ini pendengar yang baik loh," Mirabell menyunggingkan senyumnya. Felix bisa merasakan ketulusan Mirabell. Mirabell sudah berubah. Dulu pertama kali tiba di Quantrum Tetranum dia adalah sosok gadis yang manja di mata Felix tapi seiring berjalannya waktu keadaan benar-benar mengubahnya. "Iya, terima kasih," balas Felix membalas senyumnya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN