Mirabell berjalan memasuki sebuah gerbang besar. Dia takjub. Ternyata ada tempat seindah ini di Quantrum Tetranum. Gerbang ini tidak sembarangan orang mampu memasukinya. Karena mereka harus membukanya dengan mantra.
"Los Vagos epidendra," gumam Felix sebelum gerbang terbuka. Sebuah gerbang tinggi nan kokoh dengan daun yang merambat di dindingnya muncul setelah Felix membaca mantra. Gadis itu tertegun. Quantrum Tetranum benar-benar negeri ajaib.
"Belajarlah yang rajin, aku akan menjemputmu besok sore," tukas Felix. Mirabell mengangguk antusias.
"Kamu tidak masuk?" tanya Mirabell dengan pandangan tak percaya. Felix hanya diam di depan pintu gerbang.
"Tentu saja tidak. Hanya yang diterima di Higrid yang bisa masuk," tukas Felix. Lelaki itu memang lulusan Higrid juga namun setelah menjadi alumni dia tidak bisa keluar masuk begitu saja.
"Aku tidak bisa sendiri, ayo ikut denganku," gumam Mirabell dengan perasaan takut. Rasanya seperti mendaftar ke sekolah baru. Pasti dia akan bertemu dengan lingkungan yang asing, teman-teman yang baru dan tentunya gadis itu butuh penyesuaian. Setidaknya dia ingin Felix mengantarnya sampai ke kelasnya. Namun lelaki itu menggeleng.
"Bawa ini," Felix mengeluarkan sebuah bola kristal lalu menyerahkannya pada Mirabell. Bola itu berwarna Sky Blue, "Ketika kau sampai di ruangan berpintu biru berikan ini pada penjaga di sana. Mereka akan mengantarnya sampai ke kelasmu," gumam Felix.
"Tapi aku takut Felix," gumam Mirabell sambil menggigit bibirnya. Felix memegang bahu Mirabell dan meyakinkan gadis itu untuk segera masuk.
"Masuklah dan belajarlah dengan rajin. Hanya sehari Mirabell," tukas Felix.
Tetap saja hati Mirabell tak tenang. Ini pertama kalinya dia bersekolah bukan di Jakarta tapi di negeri yang asing dan Reynald bilang sekolah ini berbeda. Dia tak tahu apa bedanya. Sekolah yang Mirabell tahu adalah tempat belajar dan juga para murid pasti akan memakai seragam. Tapi Mirabell datang dengan pakaian biasa. Ini seperti bukan sekolah yang dia pikirkan.
"Tak bisakah kau ikut bersamaku?" Felix menggeleng. Ini sebuah peraturan. Higrid memang dibangun menjadi sekolah khusus yang tertutup bahkan gerbangnya saja harus dibuka dengan mantra. Karena itu Felix tidak dapat masuk ke sana. Dia tahu ini hari pertama Mirabell ke Higrid. Pasti gadis itu punya banyak pikiran dan ini pasti tidak mudah. Felix tidak bisa ikut dengan Mirabell karena alasan lain. Lelaki itu harus segera menyusul Bernald dan yang lainnya.
"Kau pasti akan menjemputku kan? Aku tidak tahu bagaimana cara membuka gerbang. Jadi kau harus datang untuk menjemputku," pinta Mirabell.
"Iya," tukas Felix.
"Kau juga harus menjaga Steve. Aku harap dia lekas sadar," imbuh Mirabell. Felix mengangguk lagi, "Iya Mirabell pasti," jawab lelaki itu.
"Oh ya jangan---"
"Apa lagi Mirabell?" Ujar Felix dengan nada gemas. Mirabell cerewet sekali pagi ini.
"Kau juga harus jaga dirimu. Jangan sampai sakit," tukas Mirabell yang membuat Felix terharu. Lelaki itu mengacak rambut Mirabell pelan. Felix seperti sosok kakak bagi Mirabell. Dia tak banyak bicara dan lebih senang mengamati sesuatu dulu sebelum bertindak. Berbeda dengan Orion tapi Felix adalah kakak yang lembut baginya. Jadi Mirabell senang dia bisa mengenal Felix.
"Malah melamun, sana masuk, Mirabell," ujar Felix mendorong tubuh Mirabell untuk masuk. Mirabell masih sempat menoleh ke arah Felix dan melambaikan tangan.
"Aku pasti akan belajar dengan giat," tukas Mirabell sebelum gerbang itu tertutup. Felix tersenyum dan membalas lambaian tangannya.
Gerbang tertutup. Berbeda dengan Quantrum Tetranum, Higrid memiliki wangi seperti bunga. Banyak daun menjalar dan tiang bangunan serba putih dan bunga yang mekar. Tempat ini seperti taman sejuk dan indah. Mirabell terus melangkahkan kakinya memasuki Higrid. Higrid seperti sisi mewah Quantrum Tetranum. Di luar sana tidak ada bangunan semewah ini. Mirabell tertegun dengan arsitektur bangunan ini.
"Awas!"
Sebuah teriakan membuat Mirabell terkejut. Sebuah anak panah meluncur lurus ke arahnya. Anak panah itu melesat ke arah Mirabell. Terlambat sedetik saja pasti anak panah itu sudah menembus dadanya. Beruntung seseorang menarik tangan Mirabell hingga anak panah itu tidak mengenainya.
Mirabell bengong. Masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. "Apa kau baik-baik saja?!" tukas seseorang.
Seperti tersadar Mirabell memandang seseorang yang tengah menolongnya. Seseorang berambut pendek dengan satu anting panjang berbentuk bulan sabit di telinga kanannya. Sementara telinga kirinya terdapat 3 pierching yang berwarna silver. Meski terlihat tomboy tapi dia cantik sekali.
"Halo, apa kau baik-baik saja," seseorang yang sedang Mirabell kagumi tampak menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Mirabell.
"Ah, iya aku baik-baik saja," ujar Mirabell gagap.
"Sudah berapa kali aku bilang. Jangan sembarangan memanah!" Teriaknya pada seorang anak laki-laki. Laki-laki itu menunduk pada Mirabell dan meminta maaf. Mirabell tak bisa melepaskan pandangannya dari gadis di hadapannya. Dia benar-benar keren.
"Hei, apa kau benar-benar tidak apa-apa?" Tanya gadis itu khawatir. Sekali lagi kita mencemaskan Mirabell.
"Ah, iya aku gapapa," gumam Mirabell membenarkan posisinya.
"Syukurlah. Kenalin aku Hexavrina, panggil saja aku Hexa. Kau pasti murid baru kan?" Gadis itu menyodorkan tangannya. Mirabell tertegun. Ini pertama kalinya ada seseorang yang tulus menyodorkan tangannya seperti Hexa.
"Kok melamun?" Ujar Hexa menyadarkan Mirabell. Mirabell melirik tangan Hexa yang masih terulur padanya.
"Oh aku Mirabell," tukas Mirabell sambil membalas ulurah tangan Hexa. Hexa tersenyum tipis. Mirabell bisa melihat ketulusan Hexa. Kenapa orang-orang di Quantrum Tetranum benar-benar baik? Dia tidak cuma mendapat teman di sini tapi orang-orang disini melindungi Mirabell dengan baik.
"Senang bertemu denganmu. Mau berteman denganku?" Tanya Hexa blak-blakan. Hexa jarang mengajak seseorang berteman. Dia pilih - pilih dalam berteman. Tapi begitu melihat Mirabell dia merasa Mirabell berbeda dari orang lain. Dia bisa merasakan kekuatan besar yang dimiliki Mirabell. Namun di sisi lain gadis ini juga rapuh dan juga butuh perlindungan.
"Tentu saja aku mau. Aku juga senang mengenalmu, Hexa" Tukas Mirabell senang. Hexa melepaskan tangannya. Mereka berdua berjalan beriringan.
"Ayo kuantar kau ke ruang ketua," tukas Hexa. Mira mengangguk. Dia beruntung bertemu Hexa yang mau memgantarnya. Jika tidak mungkin dia akan tersesat karena Higrid terlalu luas. Mereka berdua berjalan beriringan.
"Semoga kau betah belajar di sini," Tukas Hexa dengan tulus. Dia senang mendapat teman baru hari ini
Begitu juga Mirabell. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia punya seorang teman. Berbeda dengan temannya yang selalu memanfaatkannya, Hexa tampak seseorang yang baik dan tulus. Hari pertama masuk Higrid dan dapat teman baru adalah hal menyenangkan bagi Mirabell. Dia berharap segalanya berjalan lancar dan dia bisa lekas menunjukkan pada Steve apa yang dia pelajari. Mirabell benar-benar tidak sabar. Gadis itu berjalan sambil tersenyum mengikuti Hexa menuju ruang ketua.