Ana dan Carlos memperhatikan layar laptop Orion dengan seksama. Mereka akhirnya bisa kembali ke rumah dengan tenang. Orion benar-benar merindukan tempat ini. Semuanya kembali seperti semula. Rumah ini akan lengkap jika ada Mirabell. Pasti akan lebih rame dan menyenangkan. Ana pasti akan sibuk memisahkan Orion dan Mirabell yang sering berantem.
“Kamu dapat dari mana ini, Orion?” Gumam Carlos setelah mereka selesai menonton video di laptop Orion. Orion menyandarkan tubuhnya ke sofa dan meluruskan kakinya. Orion ingat bagaimana lelaki itu susah payah mendapatkan rekam an cctv tersebut. Di hari Orion kabur dari apartemen Jie, Orion ditelepon oleh pihak Hotel Marlon dan mengatakan bahwa mereka menemukan sesuatu. Orion lekas ke sana dengan uang yang tersisia di sakunya. Sampai di sana Orion langsung menuju ruang kontrol dan mencari seseorang yang menghubunginya.
Ternyata orang tersebut menemukan rekaman ketika Mirabell memasuki ruangan makan. Sebenarnya saat itu Carlos meminta agak pihak Hotel Marlon mematikan cctv ruang makan karena dia ingin memberi kesempatan kepada Mirabell dan Jie untuk berbincang secara pribadi dan Carlos yakin bahwa Mirabell tidak akan macam-macam. Namun ternyata seorang petugas menyalakannya sebentar dan sempat merekam Mirabell memasuki pintu berwarna keemasan.
Orion bergegas kabur dari Hotel saat itu setelah mendapat rekaman cctv,beruntung orang suruhan Jie tidak berhasil menemukannya.
“Hotel Marlon,” gumam Orion, “Ma, Pa, aku tahu ada yang kalian sembunyikan dariku,” tukas lelaki itu. Ana dan Carlos saling pandang. Sudah hampir dua puluh tahun lebih dia mengubur rahasia ini. Namun mungkin sudah saatnya Orion tahu, karena dia tahu bahwa Mirabell bukan berasal dari dunia ini.
“Mirabell bukan dari sini kan, Ma?” gumam Orion. Ana terdiam lama sebelum perempuan itu menganggukan kepalanya. Orion menunggu dengan sabar, dia berharap kali ini Ana akan menceritakan semuanya.
“Dulu aku sempat tersesat ke sebuah negeri ajaib. Mungkin kau tidak akan percaya, karena aku tahu kamu orangnya realistia sekali, jadi aku tidak menceritakannya padamu Orion, ” gumam Ana.
Orion menarik napas berat, “Apa setelah aku melihat semua yang terjadi aku bisa berpikir realistis, Ma? Jelas-jelas itu tak cukup masuk akal untuk dijelaskan,” gumam Orion menunjuk video di laptopnya.
Orang mana yang mampu berpikir realistis jika melihat seseorang masuk ke dalam sebuah pintu dan kemudian pintu itu menghilang. Orion tidak percaya magic itu ada tapi apa ini masuk akal?
Sebenarnya Mirabell sedang ada di mana, Ma, Pa?” Orion menatap Ana dan Carlos bergantian.
“Quantrum Tetranum,” kata Ana dengan suara lirih.
Bingo! Seperti dugaan Orion bahwa Mirabell benar- benar ke sana. Orion tak tahu Quantrum Tetranum seperti apa, tapi yang dia tahu sekarang dia harus membawa Mirabell kembali. Orion berdiri dari posiinya. Lelaki itu menyambar kunci mobil di meja.
“Kalau gitu ayo kita ke sana, ayo kita jemput Mirabell sekarang,” gumam Orion dengan semangat berapi-api. Ana menahan lengan Orion dan menggelengkan kepala.
“Kamu tidak bisa pergi ke sana seperti pergi ke Mall Kelapa Gading gitu aja,” gumam papanya Mungkin jika dalam keadaan normal dia akan tertawa terbahak-bahak dengan candaan Carlos, meski garing tapi tetap saja lucu. Namun bagaimana dia bisa tertawa dalam keadaan seperti ini. Pikiran Carlos masih dipenuhi dengan Mirabell.
“Maksudku kita tidak bisa ke sana. Karena Quantrum Tetranum bukan tempat yang mengizinkan seseorang keluar-masuk dan tempat itu sulit ditemukan.” Tukas Carlos.
“Kalau mama bisa ke sana kenapa aku enggak, Pa? Ini tidak masuk akal,” protes Orion. Lelaki itu frustasi, sudah dari kemarin dia mencari di mana keberadaan Mirabell. Tapi begitu tahu di mana Mirabell berada dia tetap tidak bisa menjemputnya.
“Karena Quantrum Tetranum tidak memanggilmu,” gumam Ana. Perempuan itu menatap Orion dengan penuh kasih sayang. Ingatannya meluncur pada suatu hari saat pertama kali Quantrum Tetranum memanggilnya. Sebuah hari yang tak pernah Ana sangka. Ana juga bereaksi seperti Orion bahwa Quantum Tetranum tidak masuk akal.
Beribu pertanyaan bersarang di kepala Ana saat itu juga. Dia mencari alasan untuk kabur dari sana. Beberapa kali dia mencoba mencari cara untuk menemukan magic door tapi tak pernah menemukannya. Hingga dia menemukan sebuah jawaban. Dia tidak datang ke Quantum Tetranum tanpa alasan tapi karena Quantrum Tetranum membutuhkannya. Berkali-kali dia mencoba menyangkal itu semua tapi semakin hari semakin jelas bahwa Ana memang ditakdirkan berada di Quantum Tetranum saat itu. Sebuah takdir yang tak bisa ditolak.
"Ma, kok malah melamun," gumam Orion memegang lengan mamanya.
"Apa yang mama maksud tentang Quantrum Tetranum tidak memanggilku? Sebenarnya Quantrum Tetranum itu apa dan kenapa Mirabell berada di sana, Ma. Ayo kita susul Mirabell sekarang," ajak Orion dengan penuh tekad.
"Kau tidak bisa Orion, adikmu sedang dibutuhkan di sana. Dia harus berada di sana dan kita tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu," gumam Carlos. Carlos paham bahwa Orion khawatir dengan Mirabell tapi gerbang Quantrum Tetranum tidak akan terbuka meski seseorang dengan putus asa memanggilnya.
"Ini tetap tidak masuk akal, apa susahnya ke sana, Pa, Ma. Aku khawatir terjadi sesuatu pada Mirabell. Jadi ayo kita jemput Mirabell sekarang juga," Orion bersikeras. Ana menggeleng.
"Dia akan baik-baik saja. Meski dia harus mengalami beberapa hal yang sulit tapi mama yakin adikmu akan baik-baik saja," tukas Ana memegang bahu Orion. Orion tampak putus asa dan dia paham perasaan Orion tapi tidak ada yang lebih baik sekarang selain menunggu. Mirabell pasti akan menemukan jalan pulang dan kita hanya perlu percaya bahwa dia akan kembali baik-baik saja," tukas Ana sambil mengelus rambut putranya.
"Bagaimana kalau Mirabell memilih tinggal di sana? Bagaimana jika Mirabell tahu bahwa dia adalah seseorang yang berasal dari sana?" tukas Orion.
Jleb! Pertanyaan Orion menusuk hati Ana. Kenapa dia tidak memikirkan ini sebelumnya. Bagaimanapun Ana dan Carlos bukan orang tua kandungnya. Pasti Mirabell juga ingin mencari tahu orang tuanya. Kenapa dia tidak berpikir bahwa Quantrum Tetranum pasti akan menceritakan segalanya tentang dirinya dan Ana mulai khawatir jika Mirabell tahu kenyataannya dia tidak akan kembali ke sini. Harusnya mereka lebih awal memberi tahu Mirabell.
"Orion jangan berkata seperti itu," tegur Carlos. Orion sadar bahwa pertanyaannya ini mungkin terlihat seperti keterlaluan tapi mereka tidak bisa menutupi fakta bahwa Mirabell berada di sana, di Quantrum Tetranum, tempat yang seharusnya menjadi rumah baginya. Tempat di mana Mirabell seharusnya berada. Apa mereka punya hak untuk membawa Mirabell kembali? Dan pertanyaan terbesarnya apa Mirabell mau kembali jika dia tahu bahwa dia bukan anak kandung dari Ana dan Carlos. Mereka tidak pernah memikirkan ini sebelumnya. Dan mereka tidak siap jika harus kehilangan Mirabell.
Egois? Tentu saja. Tapi mereka tidak bisa melepaskan Mirabell begitu saja. Terlebih mereka sudah menganggap Mirabell sebagai putrinya sendiri. Tentu mereka akan kehilangan jika gadis itu tidak kembali. Mereka ingin Mirabell tetap menjadi bagian dari keluarganya meski itu terlihat egois.