Part 45: Tak Terduga

1554 Kata

Mereka tidak lagi membahas terkait anak setelahnya, terlebih setiap dia mendapati bahwa tamu bulanannya datang, dia harus menelan pahit seorang diri tanpa berniat berbagi kepada suaminya karena takut akan reaksi kecewa yang disembunyikan dari wajah pria itu yang membuat Bianca semakin merasa bersalah. Kecuali ketika Dion bertanya secara langsung yang harus dijawab Bianca dengan jujur. “Maafin aku ya, Mas.” “Ya sudah, mau digimanain lagi? Memang belum waktunya aja mungkin.” Respon Dion yang dibuat sesantai mungkin memiliki arti lain dari penerimaan Bianca. Responnya yang datar dan cenderung ke dingin membuat hati Bianca mencelos. Sekuat tenaga dia berusaha untuk tidak menangis di depan suaminya dan memilih untuk pergi menenangkan diri di kamar. Ketika sudah sendiri, air mata mulai men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN