“Sudahlah, kalian itu sebenarnya cuma perlu ngobrol aja,” cetus Sisil. Dia sepertinya sudah sedikit jengah karena mendengar sesi curhat dari Bianca tentang update kehidupan percintaannya dengan Dion, terlebih ketika disinyalir bahwa Dion belum benar-benar melupakan mantan pacarnya itu mengganggu pikirannya. Terlebih respon Bianca hanya dengan menyeruput Ice Latte dan menunjukan wajah yang datar. “Beneran deh, mau sampai kapan kalian begini terus?” Bianca mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa dirinya sendiri juga tidak tahu jawabannya. “Nah, yaudah mendingan kalian cekcok daripada saling diam seolah nggak ada apa-apa. Padahal salah satunya menuntut kejelasan.” “Sebenarnya apa yang lo omongin itu ada benarnya juga, tapi waktunya selalu nggak tepat.” Sisil berdecak. Kesabara