Kampret! Sialan Si Bos! Sumpah serapah langsung meluncur deras di otak gue. Ah, bukan hanya itu, seluruh penghuni kebun binatang keluar dari otak kecil gue saat kesadaran gue kembali seutuhnya. Bos gila itu melenggang percaya diri meninggalkan gue yang berjalan terseret-seret di belakangnya. Kerumunan yang tadi mengelilingi kami bubar seketika saat Dani dengan santai mengibaskan tangannya. Memberi isyarat agar semua pergi dan kembali bekerja, sebab waktu makan siang sudah habis. "Bos! Tungguin dong!" Berengsek, Si Bos tidak menghentikan langkahnya sama sekali. Dia hanya terus berjalan sambil menebarkan senyum yang sangat menyebalkan. Wajahnya seperti habis menang lotere. Saat gue menyerah untuk mengejarnya, gue memutuskan untuk masuk ke ruangan gue sendiri. Pesan makan online bukan i