Putri memasuki sebuah kafe yang cukup ramai siang ini. Dia berjalan ke sudut ruangan di mana terdapat satu meja yang masih kosong di dekat jendela. Seorang pelayan kafe menghampiri Putri begitu ia duduk di kursi. “Silakan mau pesan apa, Kak?” tanya sang pelayan, tersenyum menatap Putri, lalu menyerahkan buku menu kepadanya. “Saya pesan nanti saja, Mbak. Saya lihat menunya dulu. Saya juga masih menunggu teman yang akan datang ke sini,” jawab Putri, menatap sang pelayan. “Baiklah. Kalau begitu saya permisi dulu. Kakak bisa memanggil saya kalo sudah selesai memilih menu,” pamit sang pelayan dengan sopan. “Iya, Mbak,” sahut Putri sebelum sang pelayan berjalan meninggalkannya. Putri memandang jam yang dikenakan di tangan kiri. Masih lima menit lagi sebelum waktu pertemuannya dan Ridho. Put