Hari -hari berlalu begitu cepat. Meira semakin sering merasa kontraksi ringan, dan Igo makin siaga setiap kali istrinya mengeluh perutnya kencang. Suatu malam, tepat ketika hujan turun rintik-rintik, Meira tiba -tiba menggenggam tangan suaminya erat. "Mas … perutku sakit banget. Kayaknya waktunya deh …" suaranya bergetar, wajahnya pucat. Igo langsung panik, tapi berusaha tetap tenang. "Oke, oke … kita berangkat sekarang." Ia buru -buru mengambil tas perlengkapan bayi yang sudah disiapkan sejak minggu lalu. Dengan hati -hati, ia membantu Meira berjalan ke mobil. Di sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Igo terus menggenggam tangan istrinya, berusaha menenangkan meski jantungnya sendiri berdetak kacau. "Ra, aku di sini. Tarik napas, hembuskan … kamu kuat, sayang." Di ruang bersalin, Mei
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari