Beberapa bulan berlalu, perut Meira mulai membulat indah. Langkahnya kini sedikit lebih pelan, dan Igo seperti punya radar khusus untuk selalu ada di dekatnya. Pagi itu, mereka datang lebih awal dari biasanya. Igo langsung memarkir mobil di dekat pintu masuk agar Meira tidak perlu berjalan jauh. Begitu keluar dari mobil, ia sudah siap dengan payung, meski langit hanya sedikit mendung. "Mas, ini belum hujan," protes Meira sambil tertawa. Igo tersenyum, mencondongkan tubuh sedikit. "Buat jaga -jaga. Aku nggak mau kamu kehujanan sedikit pun." Begitu masuk kantor, beberapa staf langsung menatap penuh rasa gemas. Perut Meira yang semakin besar membuat banyak orang ingin menyapa. "Selamat pagi, Bu Meira. Bayinya sehat?" tanya salah satu staf. "Alhamdulillah, sehat. Lagi aktif nendang-nenda